Setelah pada hari Rabu dan Kamis, 1-2 Maret 2017 disibukkan oleh berbagai kegiatan yang bersifat resmi dengan jadwal yang padat di Jakarta, Raja Salman dan delegasinya siap pergi melancong ke Bali. Liburan rombongan Raja Salman yang disebut-sebut berjumlah total sebanyak 1.500 orang ini akan menjadi peristiwa istimewa bagi Pulau Dewata. Pertama kalinya seorang pemimpin dari Kerajaan Arab Saudi berlibur ke tempat tersebut. Tak tanggung-tanggung, Raja Salman akan berada di Bali hingga tanggal 9 Maret 2017 atau berarti sepanjang 6 hari.
Pilihan Raja Salman pada Bali sempat menjadi pembicaraan ramai di media sosial oleh orang Indonesia. Banyak yang menanyakan mengapa beliau tidak jalan-jalan ke Lombok yang meraih penghargaan sebagai Destinasi Wisata Halal Terbaik Dunia dan Destinasi Bulan Madu Halal Terbaik Dunia pada ajang World Halal Travel Awards (WHTA) 2015. Mungkin mereka berlogika bahwa pemimpin suatu kerajaan Islam sebesar Arab Saudi seharusnya juga mengutamakan unsur halal ketika berlibur.
Merespon hal tersebut, Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi mengatakan bahwa ada alasan tersendiri mengapa Raja Salman menjadikan Bali sebagai lokasi berlibur. Yang pertama adalah karena Bali merupakan destinasi wisata yang sangat populer di seluruh dunia. Di samping itu, keindahan alam Bali menjadi alasan yang kedua. Tidak disebutkan juga apakah ada kemungkinan beberapa anggota rombongan Raja Salman tertarik singgah ke Lombok yang jaraknya cukup dekat dari Bali.
Berlibur ke pantai adalah kegemaran keluarga Kerajaan Arab Saudi sejak dulu. Hal tersebut disampaikan oleh Jennifer Bond Reed dalam bukunya berjudul The Saudi Royal Family yang mengulas aneka sisi kehidupan keluarga raja bergelar ‘Pelayan Dua Kota Suci’ itu. Kebiasaan ini sudah dilakukan sejak Raja Fahd yang memerintah negeri petro dollar itu sejak tahun 1982 hingga 2005.
Pantai-pantai dengan pemandangan eksotis satu per satu dikunjungi oleh para raja Arab Saudi. Beberapa pantai bahkan telah menjadi lokasi favorit yang disinggahi berkali-kali. Tak hanya pantai-pantai di Timur Tengah, raja Arab Saudi juga menempuh perjalanan ke tempat-tempat yang jauh terletak di Eropa dan Afrika Utara untuk wisata. Beberapa destinasi turisme pantai yang pernah jadi lokasi liburan raja Arab Saudi adalah Casablanca (Maroko), Tangiers (Maroko), Marbella (Spanyol), dan French Riviera (Perancis).
Bila dibandingkan dengan tempat-tempat yang disebutkan di atas, Bali tidak kalah menawan untuk dijadikan tujuan wisata. Pulau ini punya pantai-pantai berpemandangan indah yang jumlahnya tak bisa dihitung dengan jari. Wisata pantai telah menjadi ‘wajah’ bagi Bali karena gambar pemandangan pantai selalu muncul di semua iklan pariwisata yang ‘menjual’ eksotisme Bali. Ini juga yang selama ini menjadi faktor penarik banyak turis mancanegara, terutama dari Australia, untuk datang ke Bali.
Alasan yang mungkin bisa dikemukakan adalah terkait dengan pengamanan eksklusif. Selain merupakan keluarga yang punya harta kekayaan luar biasa, Kerajaan Arab Saudi juga punya pengaruh yang sangat kuat dan peran yang strategis dalam politik internasional maupun sosial budaya. Mereka membutuhkan jaminan perlindungan dari ancaman-ancaman yang mungkin muncul. Apabila ada kejahatan pada keluarga kerajaan yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa, maka dampaknya bisa sangat serius baik pada situasi domestik atau bahkan internasional.
Ketika keluarga kerajaan Arab Saudi liburan ke Cannes di Perancis pada Agustus 2015, pengamanan ketat diberikan kepada mereka. Bahkan saking eksklusifnya, satu kompleks wisata pantai di Perancis bagian selatan itu disewa khusus oleh sang raja dan ditutup untuk umum. Kondisi serupa juga dilakukan saat mereka melancong ke Spanyol dan Maroko. Nah, bisa jadi selama ini mereka kurang mengetahui atau memiliki keraguan tentang seberapa tinggi level pengamanan yang bisa mereka dapatkan bila berwisata ke Bali.
Kini Bali punya kesempatan untuk membuktikan bahwa Bali juga sanggup mengakomodasi suatu wisata pantai yang mewah dengan pengamanan eksklusif ala keluarga Kerajaan Arab Saudi. Raja Salman akan menghabiskan waktu santainya di Nusa Dua yang merupakan kawasan wisata terpadu dengan pengamanan berkualitas wahid di Bali. Tidak sembarang orang yang tak berkepentingan khusus bisa melintas wira-wiri disana. Selain itu, hotel-hotel di Nusa Dua disebut-sebut sebagai yang terbaik dan terglamor di Bali. Fasilitas yang diberikan oleh hotel-hotel itu sangat lengkap, mungkin hampir menyerupai yang ada di istana. Bahkan landasan helikopter juga disiapkan untuk kebutuhan darurat.
Pantai-pantai berpasir putih yang ada di Nusa Dua juga sifatnya pribadi yang khusus bagi tamu hotel sehingga tidak bercampur dengan masyarakat umum. Maka, Raja Salman dan seluruh keluarganya bisa dipastikan akan punya liburan yang tak terusik kehebohan para wartawan atau masyarakat Indonesia yang nge-fans dengan beliau. Mulai dari kolam renang berukuran luas hingga aneka watersport tersedia sebagai sarana pendukung aktivitas turisme mereka.
Tak hanya Arab Saudi, ada banyak keluarga kerajaan kaya raya di Timur Tengah, seperti Bahrain, Kuwait, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Yordania yang bisa diprospek untuk berwisata ke Bali. Mereka juga menyukai liburan yang mewah di tempat dengan pemandangan eksotis namun tetap dalam koridor pengamanan ketat. Liburan Raja Salman di Bali diharapkan akan menjadi promosi gratis bagi Bali dalam menjaring wisatawan ‘kategori khusus’ ini.
Daya tarik Bali bagi masyarakat Timur Tengah secara umum juga dipastikan akan meningkat setelah ini. Bali bisa menjadi pilihan destinasi bulan madu para pengantin baru maupun wisata berkeluarga. Apabila ada semakin banyak turis Timur Tengah datang ke Bali, itu akan memberi dampak ekonomi yang bagus. Hal ini karena menurut data sebuah studi global oleh perusahaan Inggris di bidang wisata, ditemukan fakta bahwa turis asal Arab Saudi rata-rata menghabiskan uang sebesar 4,5 ribu pounds di setiap liburan mancanegaranya Nominal itu adalah yang tertinggi sedunia, mengungguli Australia di urutan kedua (2,7 ribu pounds), dan Tiongkok di posisi ketiga (2,54 ribu pounds). Hal ini diperkuat oleh pernyataan Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata, I Gde Pitana pada tahun 2016 lalu yang menyebutkan bahwa wisatawan dari negara-negara Timur Tengah adalah yang paling royal membelanjakan uangnya di Indonesia.
Semoga Raja Salman dan rombongannya menikmati wisata di Bali minggu ini dan kehadirannya membawa berkah bagi kemajuan pariwisata Indonesia, khususnya Bali.