Tanggal 19 Februari 2017 menjadi tanggal yang bersejarah bagi dunia olahraga Indonesia. Pada tanggal tersebut, Indonesia secara resmi melakukan debut di ajang olahraga musim dingin, Asian Winter Games (AWG). Untuk kali pertama, kontingen Merah-Putih mengikuti parade bersama dengan 32 negara Asia lainnya dan 2 negara tamu (Australia dan Selandia Baru) pada upacara pembukaan AWG 2017 yang diselenggarakan di Sapporo, Jepang. Pemain hoki es, Jonathan Sudharta mendapat kehormatan sebagai pembawa bendera Indonesia di acara yang dihadiri oleh para kepala negara termasuk Kaisar Jepang, Naruhito.
Kontingen Indonesia yang dipimpin oleh Berdi Sabri sebagai Chef de Mission berkekuatan 34 orang atlet dengan rincian 29 orang laki-laki dan 5 orang perempuan. Selain itu, ada 20 orang official yang mendampingi para atlet. Jumlah anggota kontingen tersebut tergolong banyak untuk suatu negara yang baru melakukan debut. Indonesia akan berpartisipasi pada tiga cabang olahraga yaitu hoki es (23 orang), figure skating (4 orang) dan short speed track skating (7 orang).
Olahraga musim dingin merupakan hal yang baru bagi Indonesia yang beriklim tropis. Masyarakat kita secara umum tidak memiliki tradisi berolahraga es karena tidak pernah mengalami hidup di musim dingin. Tidak banyak orang Indonesia yang secara rutin dan serius menekuni olahraga seperti hoki es, ice skating, ski jumping, snowboarding, dll. Oleh karena itu, sangat dapat dipahami bila selama ini Indonesia tidak mengirimkan kontingen ke ajang multicabang seperti AWG atau Olimpiade Musim Dingin.
Debut Indonesia di AWG ini sendiri sudah merupakan hal yang luar biasa. Tidak ada target spesifik yang dicanangkan oleh Komite Olimpiade Indonesia (KOI) di AWG 2017. Atlet-atlet Indonesia tidak ada yang masuk dalam daftar unggulan dan semuanya akan bertanding dengan status underdog melawan negara-negara Asia yang sudah lebih berpengalaman di AWG seperti Jepang, Kazakhstan, Korea dan Tiongkok. Apabila berhasil tampil baik dan bahkan meraih medali, maka itu akan jadi prestasi yang sangat membanggakan.
Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki tantangan yang lebih berat untuk mengembangkan olahraga musim dingin dibandingkan negara-negara di kawasan subtropis yang setiap tahunnya ‘kedatangan’ salju dan es. Namun itu bukan berarti Indonesia dan negara-negara tropis lainnya tidak punya peluang untuk berprestasi di ajang ini. Kuncinya adalah pada kemauan dan dukungan serius dari pemerintah.
Saat ini, semakin banyak negara-negara beriklim tropis yang berpartisipasi di turnamen olahraga musim dingin. Negara tetangga kita yaitu Filipina, Thailand dan Timor Leste bahkan sudah berhasil meloloskan atletnya di kualifikasi untuk tampil pada Olimpiade Musim Dingin tahun 2014 di Sochi, Rusia. Demikian juga Brazil, Venezuela dan negara-negara di Kepulauan Karibia dan Kepulauan Pasifik.
Sudah saatnya Indonesia menaruh perhatian lebih serius pada olahraga musim dingin. Meloloskan atlet untuk berlaga di Olimpiade Musim Dingin tahun 2018 di Pyeongchang, Korea Selatan adalah sasaran yang harus dituju. Di samping itu, dua cabang olahraga musim dingin yaitu hoki es dan ice skating untuk pertama kalinya akan dipertandingkan di Southeast Asian (SEA) Games tahun 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia. Besar kemungkinan dua cabang olahraga ini akan jadi agenda rutin di ajang olahraga multicabang se-Asia Tenggara itu pada edisi-edisi berikutnya.
Setidaknya ada dua hal yang diusulkan untuk dapat ditindaklanjuti oleh Kemenpora dan KOI apabila akan mengembangkan olahraga musim dingin di Indonesia:
- Memperbanyak Arena Olahraga Musim Dingin Dalam Ruangan di Indonesia
Hal pertama yang pemerintah kita harus lakukan adalah memopulerkan olahraga musim dingin di Indonesia. Banyak orang Indonesia, bahkan yang tinggal di perkotaan, yang masih asing dengan hoki es atau ice skating. Ketidaktahuan tersebut berpengaruh pada sedikitnya jumlah anak muda yang dapat dikembangkan menjadi atlet berprestasi di cabang olahraga musim dingin. Kondisi ini berbeda dengan sepakbola, bola basket, bola voli dan bulu tangkis yang sudah jadi olahraga populer bagi orang Indonesia.Pemerintah perlu memperbanyak arena olahraga musim dingin dalam ruangan di Indonesia agar semakin banyak masyarakat yang tahu dan kemudian tertarik menekuni olahraga musim dingin. Saat ini, arena tersebut sudah ada di Jakarta, Tangerang dan Bandung, yang dikelola oleh swasta. Ke depannya, pemerintah pusat dan pemerintah daerah dapat membangun arena tersebut di kota-kota besar lainnya seperti Medan, Surabaya, Balikpapan dan Makassar. Kota dengan populasi anak muda yang banyak seperti Yogyakarta dan Malang juga bisa dipertimbangkan sebagai lokasi karena olahraga musim dingin ini cenderung lebih digandrungi oleh pelajar dan mahasiswa.
Arena untuk olahraga musim dingin tidak harus berdiri sendiri, tapi bisa diintegrasikan dengan gedung olahraga yang sudah ada atau bahkan di pusat perbelanjaan. Yang terpenting adalah kualitas dan spesifikasinya yang sesuai dengan standar internasional. Apabila dirasa akan membebani anggaran negara dan anggaran daerah, maka pembangunan arena tersebut bisa bekerja sama dengan pihak swasta.
Dengan adanya arena untuk olahraga musim dingin yang dapat diakses oleh masyarakat secara lebih mudah, maka diharapkan lebih banyak orang memainkan olahraga itu secara rutin. Hoki es dapat menjadi alternatif olahraga permainan berkelompok di dalam ruangan bagi anak muda Indonesia, seperti halnya futsal, bola basket dan bola voli. Akhirnya, pemerintah bisa mendapatkan stok bibit-bibit muda untuk dilatih menjadi atlet yang siap mengharumkan nama bangsa.
Para atlet Indonesia di Asian Winter Games 2017. (sumber foto: www.liputan6.com) - Menjaring Potensi Atlet Olahraga Musim Dingin Indonesia yang Tinggal di Luar Negeri
Selain membina atlet-atlet olahraga musim dingin yang berdomisili di Indonesia, pemerintah perlu membuka diri pada potensi atlet Indonesia yang tinggal di luar negeri. Dari sekian banyak warga negara Indonesia (WNI) dan warga negara asing (WNA) dengan keturunan Indonesia yang bermukim di negara-negara beriklim subtropis seperti Australia, Amerika Serikat, Kanada, Jepang dan negara-negara Eropa, pasti ada beberapa yang memiliki bakat dan keseriusan dalam menggeluti olahraga musim dingin.Pemerintah Indonesia dapat menjajaki kemungkinan memberdayakan mereka sebagai atlet yang akan berpartisipasi di ajang olahraga musim dingin seperti AWG atau Olimpiade Musim Dingin. Tentu hal tersebut disertai dengan pelatihan dan dukungan fasilitas yang memadai. Apabila mereka adalah WNA yang berketurunan Indonesia dan serius berkomitmen untuk Merah-Putih, maka proses naturalisasi bisa dilaksanakan.
Langkah ini bukan hal yang baru bagi negara-negara tropis yang sedang membangun tim untuk olahraga musim dingin. Atlet alpine skiing yang membela Timor Leste di AWG 2017, Yohan Goutt Goncalves berdomisili di Perancis. Ia mendapat kewarganegaraan Timor Leste melalui garis keturunan ibunya. Sementara itu, Thailand diperkuat oleh atlet speed skating bernama Bertha Natalie Hognestad yang lahir dan besar di Norwegia.
Kehadiran atlet-atlet yang punya ‘bakat alam’ di olahraga musim dingin tersebut diharapkan bisa ikut mendorong peningkatan kemampuan atlet-atlet Indonesia lainnya. Meskipun ada risiko munculnya pro dan kontra di masyarakat kita, tapi langkah naturalisasi keturunan Indonesia sebagai atlet olahraga musim dingin adalah hal yang tidak salah untuk dilakukan. Nilai urgensinya bahkan bisa dibilang melebihi naturalisasi atlet di cabang olahraga sepakbola yang dalam beberapa tahun terakhir sudah dijalankan oleh Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).
Kekompakan kontingen Indonesia di Asian Winter Games 2017. (sumber foto: Reuters)
Semoga pemerintah Indonesia dapat serius memerhatikan olahraga musim dingin seperti halnya cabang olahraga lainnya yang sudah lebih populer sebelumnya. Bukan tidak mungkin bila di masa mendatang kita akan menyaksikan bendera Merah Putih berkibar dan mendengar lagu Indonesia Raya dikumandangkan seiring raihan medali emas oleh atlet Indonesia di Asian Winter Games dan Olimpiade Musim Dingin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H