Mohon tunggu...
Gentur Adiutama
Gentur Adiutama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Pecinta bulutangkis dan pengagum kebudayaan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Benarkah Indonesia Adalah Bangsa Paling Romantis di Dunia?

12 Februari 2017   20:33 Diperbarui: 13 Februari 2017   12:31 1664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nona manis siapa yang punya? (sumber foto: benyaminlakitan.com)

Kita sudah sering dengar tentang bunga mawar merah atau cokelat sebagai barang yang menjadi simbol perasaan cinta seseorang kepada kekasihnya. Di Indonesia, ada banyak simbol cinta lainnya yang berakar dari kearifan lokal dan kaya akan nilai filosofis, seperti di bawah ini:

  • Roti Buaya (Betawi, DKI Jakarta). Ini adalah perlambang kesetiaan pada satu pasangan dalam menjalani pasang surut kehidupan. Roti ini terinspirasi dari kisah tentang buaya jantan yang hanya memiliki satu pasangan betina dalam hidupnya.
  • Batik bermotif Truntum (Jawa Tengah). Motif truntum mempunyai bentuk gambar bunga abstrak seperti kuntum bunga atau taburan bintang. Motif ini diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana, seorang permaisuri Sri Sunan Pakubuwana III dari Surakarta, Jawa Tengah. Makna dari motif ini adalah sebagai ungkapan perasaan cinta yang tulus dan mendalam kepada pasangan hidup.

Roti Buaya: bukan sekedar roti. (sumber foto: kateringbetawi.wordpress.com)
Roti Buaya: bukan sekedar roti. (sumber foto: kateringbetawi.wordpress.com)
5. Melimpahnya cerita rakyat tentang percintaan

Hampir semua orang Indonesia kenal kisah yang menjadi cerita rakyat, setidaknya di daerah tempat tinggalnya. Beberapa kisah adalah peristiwa nyata berbasis fakta sejarah yang terjadi di masa lalu. Sebagian besar adalah legenda yang menjadi buah bibir di masyarakat dan telah turun-temurun diceritakan sejak generasi-generasi sebelumnya.

Kisah percintaan adalah hal yang sangat banyak ditemui di cerita rakyat orang Indonesia. Berikut ini beberapa di antaranya:

  • Loro Djonggrang dan Bandung Bondowoso. Kisah kasih tak sampai Bandung Bondowoso pada Loro Djonggrang yang cantik jelita. Loro Djonggrang mengajukan permintaan untuk dipenuhi sebagai syarat Bandung Bondowoso memperistrinya. Permintaan itu hampir saja berhasil diwujudkan, apabila tidak digagalkan dengan dramatis oleh Loro Djonggrang. Di akhir cerita, sang puteri diubah oleh Bandung Bondowoso menjadi patung untuk melengkapi seribu candi yang belum rampung dibangun.
  • Jaka Tarub dan Dewi Nawang Wulan. Perjalanan cinta Jaka Tarub, seorang pemuda desa biasa yang kasmaran pada bidadari berparas ayu dari kahyangan. Jaka Tarub mencuri selendang bidadari bernama Dewi Nawang Wulan yang sedang mandi di Danau Toyawening. Sang dewi tidak bisa pulang ke kahyangan dan tinggal di bumi. Jaka Tarub pun berhasil mempersunting Dewi Nawang Wulan dan keduanya punya anak bernama Nawangsih. Kisah cinta mereka berakhir setelah sang dewi menemukan selendangnya yang disembunyikan oleh suaminya di lumbung padi. Jaka Tarub harus patah hati karena kemudian ditinggal pergi Dewi Nawang Wulan yang kembali ke kahyangan.
  • Lutung Kasarung dan Putri Purbasari. Banyak orang menyebut ini adalah cerita “Beauty and the Beast”-nya Indonesia. Pangeran tampan yang gagah harus menerima kenyataan dihukum menjadi berwujud lutung (kera dengan bulu lebat berwarna hitam legam dan berekor panjang) dan dibuang ke bumi karena telah melakukan kesalahan di kahyangan. Di hutan, Lutung bertemu dengan Putri Purbasari yang sedang diasingkan dari istana oleh kakaknya yang jahat. Berkat ketulusan dan cinta sejati Putri Purbasari dan Lutung, maka si lutung terbebas dari hukuman. Keduanya hidup bahagia selamanya di istana.

Dari lima alasan tersebut, kita boleh menyimpulkan bahwa kehidupan bangsa Indonesia selalu dipenuhi oleh rasa cinta. Bangsa ini juga sangat romantis dalam mengekspresikan apa yang dirasakan di hati. Hal itu karena ekspresinya bukan lewat cara yang biasa, tapi bahkan punya nilai filosofis yang dalam.

Pada pembukaan Konferensi Forum Rektor Indonesia 2017 di Jakarta tanggal 2 Februari 2017 lalu, .Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa 'DNA' bangsa Indonesia adalah seni dan budaya. Ya, bisa jadi itu memang benar. Lebih spesialnya lagi, seni budaya bangsa kita punya sisi romantis yang sulit dicari tandingannya di dunia ini. Yuk bersama-sama kita jaga dan lestarikan budaya Indonesia!

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun