Bulutangkis belum menjadi olahraga yang digemari secara masal di negara-negara yang masyarakatnya lebih kecanduan pada sepakbola dan rugby sevens ini. Oleh karena itu, jumlah atlet yang menekuni bulutangkis di sana juga sangat sedikit.Â
Di turnamen Piala Sudirman nanti, beberapa dari mereka harus bermain rangkap di dua nomor karena minimnya jumlah pemain yang tergabung di tim nasional bulutangkis.
Pemain andalan Tahiti, Remi Rossi harus bermain dua kali di nomor tunggal putra dan ganda putra. Pasangan bermainnya di ganda putra yaitu Leo Cucuel juga harus memeras keringat lebih banyak karena ia mendapat tugas lain untuk turun di nomor ganda campuran. Para pemain putri juga bertanding di dua nomor: tunggal putri dan ganda putri atau ganda campuran.
Namun, olahraga bukan hanya tentang menang dan kalah. Keikutsertaan mereka di Piala Sudirman untuk pertama kalinya ini patut diapresiasi dan dapat disebut sebagai suatu kemajuan bagi upaya BWF mengglobalkan bulutangkis.Â
Dalam lima tahun terakhir, BWF sangat gencar memperkenalkan bulutangkis di negara-negara yang masih asing dengan olahraga tepok bulu ini. BWF aktif mengadakan serangkaian proyek pelatihan, pemberian beasiswa dan public awareness event.Â
Kawasan Pasifik menjadi sasaran utama proyek penyebarluasan bulutangkis oleh BWF, selain negara-negara Afrika, Timur Tengah dan Amerika Selatan. Selama ini, bulutangkis terlalu identik dengan sejumlah negara Asia dan Eropa.Â
Bahkan banyak negara di dunia ini yang ternyata belum punya asosiasi bulutangkis tingkat nasional. Hal itu tentu tidak baik bagi perkembangan bulutangkis sebagai olahraga permainan yang berstandar internasional.
Sebagai salah satu cabang olahraga yang telah rutin dipertandingkan di Olimpiade sejak Barcelona 1992, bulutangkis harus populer secara global dan tidak boleh didominasi oleh kelompok negara tertentu. Apabila bulutangkis minim peminat, ada kekhawatiran olahraga yang lahir di Inggris Raya ini bisa dicoret dari pagelaran Olimpiade di masa mendatang.
Kehadiran Tahiti, Guam, Fiji dan Kaledonia Baru di Piala Sudirman 2017 diharapkan dapat mengangkat publikasi tentang bulutangkis di negara-negara tersebut bahkan di kawasan Pasifik pada umumnya. Masyarakat dan pemangku kebijakan pemerintah di bidang olahraga di empat negara itu juga bisa lebih mengenal permainan bulutangkis dan kemudian menyadari potensi yang dapat dikembangkan dari para atletnya di masa depan.Â
Semoga saja setelah ini mereka akan lebih aktif tampil di berbagai kejuaraan bulutangkis dunia. Patut kita nanti dan dukung kiprah para pebulutangkis dari Pasifik di Piala Sudirman 2017 besok Mei.