7 Hal Unik dan Menarik dari Rumah Orang Jepang

Jepang memiliki budaya yang unik dan berbeda dengan negara-negara lainnya. Selama ini, kita sudah cukup akrab dengan budaya Jepang lewat karya-karya mereka yang terkenal sampai ke Indonesia seperti anime dan manga. Namun, sebagian besar orang Indonesia lebih mengenal produk budaya Jepang yang berupa makanan (ramen, udon, takoyaki, dll), pakaian tradisional (kimono dan yukata), samurai, atau olahraga bela diri (karate, judo dan sumo). Belum banyak orang Indonesia yang mengetahui tentang arsitektur rumah tradisional orang Jepang. Padahal, produk budaya Jepang tersebut juga tidak kalah pentingnya untuk dipelajari dan dapat diteladani hal-hal positifnya. 

Berikut ini adalah tujuh hal yang unik dan menarik dari rumah orang Jepang berdasarkan pengalaman penulis ketika mengikuti program Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youths #JENESYS2016 di Jepang bulan Oktober ini. Penulis berkesempatan menginap selama dua malam bersama satu keluarga Jepang di sebuah rumah dengan arsitektur khas Jepang yang terletak di Kota Kurihara. Selain itu, penulis juga mengunjungi sebuah model rumah tradisional Jepang di Kota Osaki dan menginap di hotel dengan kamar-kamar bertema tradisional Jepang bernama Naruko Onsen-kyo. Foto-foto pada artikel ini adalah dokumentasi pribadi milik penulis.

1. Halaman rumah yang luas

Sama halnya dengan di negara lain termasuk Indonesia, rumah orang Jepang di kota-kota besar seperti Tokyo atau Osaka berbentuk lebih minimalis dan berukuran kecil karena keterbatasan lahan di perkotaan. Namun di kota kecil seperti Kurihara, orang Jepang punya rumah berhalaman luas dan dapat difungsikan sebagai taman atau kebun. Hal ini sebenarnya sangat umum disana karena banyak orang Jepang menyukai aneka tanaman hias dan memiliki hobi berkebun. Di halaman yang luas itu, biasanya didirikan kuil Shinto atau Buddha berukuran kecil yang digunakan untuk sarana ibadah keluarga.

2. Jendela yang besar untuk ventilasi cahaya

Dokumentasi pribadi

Rumah Jepang memiliki jendela berukuran besar yang dapat menjadi ventilasi cahaya yang baik sekaligus tempat melihat pemandangan alam dari segala sisi. Hal ini berkontribusi pada upaya mereka menghemat penggunaan listrik. Penghuninya tidak butuh menyalakan lampu saat beraktivitas di dalam rumah ketika siang hari. Rumah yang memiliki pencahayaan yang bagus juga konon dapat memberikan energi positif bagi penghuninya.

3. Penggunaan bahan baku dan warna-warna bertema alam

Dokumentasi pribadi

Budaya Jepang sangat dekat dengan alam. Oleh karena itu, sangatlah wajar apabila rumah di Jepang menggunakan bahan baku dan warna-warna bertema alam. Pintu, dinding, jendela dan lantainya berbahan baku kayu dan bambu. Sedangkan warna-warna seperti coklat, krem, hijau lumut, hitam dan abu-abu mendominasi suasana rumah. Menurut orang Jepang, kedua hal tersebut memberikan kesan sejuk dan menimbulkan perasaan yang menentramkan bagi hati dan pikiran.

4. Pintu masuk rumah yang khas

Dokumentasi pribadi

Salah satu fitur khas pada rumah dengan arsitektur Jepang adalah pintu masuk atau yang disebut sebagai genkan. Genkan berbentuk menyerupai koridor sebagai tempat bagi penghuni rumah dan tamu masuk dan lalu membuka alas kaki (sepatu atau sandal outdoor). Setelah menyimpan alas kaki di rak, mereka lalu melangkah naik ke lantai yang lebih tinggi dan memakai sandal untuk di dalam ruangan. Penggunaan genkan juga bertujuan untuk menghindari alas kaki yang membawa debu dari jalanan mengotori lantai kayu dan alas lantai berbahan jerami (tatami) di rumah mereka.

5. Ruangan luas dan serba guna yang beralaskan tatami

Salah satu bagian utama dari rumah Jepang adalah ruangan luas yang dinamakan washitsu. Ruangan yang beralaskan tatami ini bersifat serba guna yang dapat difungsikan sebagai ruang tamu, ruang makan, bahkan kamar tidur. Washitsu dapat dijadikan ruang makan bila kita meletakkan meja besar dan kemudian bisa diubah menjadi ruang tidur bila futon (matras tidur) digelar. Hal ini dimungkinkan karena perabotan rumah tangga yang dipakai bersifat portable dan knock-down sehingga mudah dibongkar-pasang. Ketika sedang berada di dalam washitsu, penghuni rumah dan tamu harus melepas sandalnya dan hanya menggunakan kaos kaki atau bertelanjang kaki.

6. 'Lemari Doraemon' untuk penyimpanan barang-barang

Dokumentasi pribadi

Seperti yang disebutkan pada poin nomor 5, perabotan di rumah Jepang umumnya mudah dipindah dan dibongkar pasang. Perlengkapan matras tidur dan meja lipat yang sedang tidak digunakan selalu disimpan di lemari besar yang menempel di dinding. Lemari yang disebut dengan nama oshiire ini memiliki ciri khas berwarna cerah dan berbentuk pintu geser. Bagi para penggemar film kartun Doraemon, hal ini tentu mengingatkan pada tempat tidur Doraemon di kamar Nobita.

7. Bak rendam untuk tradisi ofuro

Dokumentasi pribadi

Orang Jepang sangat menyukai mandi dengan cara berendam di bak air hangat pada malam hari setelah lelah bekerja seharian. Tradisi mandi yang bernama ofuro ini dilakukan di sebuah bak rendam yang berukuran lebih besar dan sedikit lebih dalam dibanding bathtub standar Amerika dan Eropa. Sebelum berendam, orang Jepang akan terlebih dahulu membersihkan badan mereka dengan shower yang terletak di samping kiri bak rendam. Susunan bak rendam dan shower untuk ofuro ini merupakan hal yang bisa dikatakan wajib ada di semua kamar mandi rumah tradisional Jepang. Sebelum terbuat dari keramik atau batu seperti sekarang ini, bak rendam pada zaman dahulu memakai kayu hinoki sebagai bahan bakunya.

Demikianlah tujuh hal yang dapat kita pelajari dari rumah orang Jepang. Semakin banyak orang Indonesia yang tertarik mengadopsi elemen pada rumah ala Jepang. Apakah Anda adalah salah satunya?

Dokumentasi pribadi