[caption caption="Sumber: Dokumentasi Pribadi"][/caption]
Mata terpaku selaras batu
Seolah rasa hilang tiada terang
Dimana sosokmu dulu yang kukenang
Tengah api dalam damai tenang
Â
Mengapa kau berkhianat
Tak ingatkah kau yang menunjukan alamat
Menyampaikan amanat
Seraya menjauhi kiamat
Â
Apa yang sedang engkau cari
Kini, banyak insan yang menjujungmu tinggi
Tetapi engkau tetap menggangap terzolimi
Banyak yang menaruh hati
Tetapi engkau ingkar janji
Â
Lupakah engkau..lupakah engkau..
Bagaimana kisahmu lampau
Kau hidup bersahaja tanpa galau
Tanpa kata dirimu begitu kemilau
Â
Tetapi sekarang, kau bukanlah dirimu lagi
Terlena uang menggadai cinta
Kasih yang terbeli
Tanpa menimbang cita
Â
Haruskah kuberteriak sumpah
Membecimu selamanya
Dan melupakan semua kisah
Â
Kembalilah dan lihatlah
Banyak tangan menanti arah
Mencari penyejuk amarah
Rangka mewujudkan asa
Â
#untuk embun penyejuk yang lupa akan ikrar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H