Mohon tunggu...
Genre KabupatenTangerang
Genre KabupatenTangerang Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Forum GenRe Kabupaten Tangerang

Forum Genre Kab.Tangerang merupakan Forum Generasi Berencana yang bertujuan menggali, membina dan mengembangkan potensi kreativitas, intelektualitas, Remaja di Indonesia, Khususnya Remaja Di Kabupaten Tangerang. Mendukung dan membantu Pemerintah Republik Indonesia melalui DPPKB & BKKBN dalam menyiapkan ketahanan remaja, mencegah Triad KRR (Seks Pra Nikah, Nikah Dini, Penyalahgunaan Napza) dan peningkatan kualitas remaja untuk menciptakan generasi emas Indonesia Serta Menjadi Forum himpunan PIK R Pusat Informasi Dan Konseling Remaja di Kabupaten Tangerang yang dapat diakses masyarakat dalam menyiapkan masyarakat guna mendukung program generasi berencana.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peluang dan Tantangan Pembelajaran Sosiologi dan Antropologi di Tengah Masa Pandemi Covid-19

31 Oktober 2022   15:43 Diperbarui: 31 Oktober 2022   15:50 794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh :  Innaka Dwi Citra Mayshara_Pendidikan Sosiologi_Fakultas Ilmu Sosial_Universitas Negeri Jakarta

Pendahuluan

Pandemi COVID -- 19 merubah seluruh tatanan kehidupan manusia terutama dibidang pendidikan. Pendidikan yang diharapkan mampu meningkatkan kreatifitas, dan keahlian justru menjadi boomerang bagi para aktor dibidang ini. Tantangan serta peluang terbuka lebar dimasa pandemi yang menjadi tugas tersendiri terutama khususnya pada pembelajaran sosiologi dan antropologi yang mengalami status ambivalent bahkan sebelum masa pandemi ini di mulai. Masyrakat digital yang semakin menginternalisasi seakan kehilangan jati diri pembelajaran sosiologi dan antropologi sebenarnya. Banyak faktor yang bermain, banyak hal yang telah hilang dan terjabut dari akarnya maka dari itu terdapat peluang dan tantangan pembelajaran sosiologi dan antropologi di masa Pandemi Covid-19. Dengan metode studi pustaka dan data sekunder yang kami kumpulkan diharapkan bisa menjadi penerang dikala pembelajaran/perkuliahan jarak jauh ini.

Temuan dan Analisis

Sejalan dengan program pemerintah mengenai kampus merdeka dan kurikulum merdeka diharapkan para pelaku pendidikan dapat lepas dari belenggu yang ada disaat saat ini, birokratisasi yang berbelit, pembelajaran yang sempit di sekat sekat tembok kelas diharapkan bias kembali lega dengan program ini. Walaupun bukan program baru namun ini perlu patut diapresiasi sebagai bentuk peluang terutama menjalankan pembelajaran sosiologi dan antropologi secara penuh. Memanusiakan manusia akan menjadi obat lara atas dilema yang merajalela.

Tantangan Pembelajaran Sosiologi dan Antropologi di masa Pandemi. Dalam Kurikulum Merdeka sistem pendidikan pun perlu menekankan pengembangan soft skill. Generasi milenial ke depan harus mampu beradaptasi secara cepat terhadap perubahan dan memiliki bekal mumpuni  untuk menghadapi masa depan sesuai dengan kurikulum merdeka di tengah geliat perkembangan teknologi saat ini. Pendidik menjadi tolak acuan pendidik khususnya dan masyrakat umumnya. Ada tiga macam tantangan yang harus dihadapi dalam proses pembelajaan sosiologi dan antropologi kurikulum merdeka dimasa pandemi, yaitu,

Pertama, Perlu membangun atmosfir pembelajaran yang menantang. Sebagaimna telah disebutkan di atas bahwa revolusi industri generasi ke-4 ini memiliki skala, ruang lingkup, dan kompleksitas yang lebih luas, sehingga mendorong otomatisasi dalam semua proses menuju masyarakat digital.

Oleh karena itu, guru perlu memiliki pengetahuan teknologi (technological knowledge), yakni pengetahuan tentang bagaimana menggunakan hardware dan software sekaligus menghubungkan antara keduanya. Guru dituntut pula perlu memiliki kompetensi isi materi pelajaran (content knowledge), kompetensi paedagogik (pedagogical knowledge) yang meliputi: pengetahuan tentang karaktristik siswa, teori belajar, metode pembelajaran, penilaian pembelajaran, dan hasil belajar siswa.  Di samping itu pula, guru perlu memiliki kemampuan teknis, kreativitas, dan pemecahan masalah yang inovatif (Suwandi, 2018).

Dalam hal ini pembelajaran sosiologi dan antropologi dapat berlangsung sesuai dengan kurikulum merdeka dimana kurikulum merdeka belajar memberikan kebebasan  mengambil 3 SKS di luar program studi, tiga semester yang di maksud berupa 1 semester kesempatan mengambil mata kuliah di luar program studi dan 2 semester melaksanakan  aktivitas pembelajaran di luar perguruan tinggi. Berbagai bentuk kegiatan belajar di luar perguruan tinggi, di antaranya melakukan magang/ praktik kerja di Industri atau tempat kerja lainnya, melaksanakan proyek pengabdian  kepada masyarakat di desa, mengajar di satuan pendidikan, mengikuti pertukaran  mahasiswa, melakukan penelitian, melakukan kegiatan kewirausahaan, membuat studi/ proyek independen, dan mengikuti program kemanusisaan. Semua kegiatan tersebut harus dilaksanakan dengan bimbingan dari dosen.  Kurikulum merdeka dapat memberikan pengalaman kontekstual lapangan, dalam memahami pembelajaran sosiologi kemasyarakatan maunpun antropologi kebudayaan ditengah masyarakat. sehingga hal ini dapat meningkatkan kompetensi  mahasiswa secara utuh, siap kerja, atau menciptakan lapangan kerja baru serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan melalui kenyataan dan dinamika lapangan seperti permasalahan yang riil, melibatkan interaksi sosial di masyarakat.

Peluang Pembelajaran Sosiologi dan Antropologi

Guru memiliki peran sangat strategis karena keberadaannya sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Guru harus merupakan pribadi yang harus mampu menerjemahkan dan menjabarkan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum, sekaligus mentransformsikan nilai-nilai tersebut kepada siswa melalui pembelajaran. Dengan harapan siswa akan dapat mencapai tujuan sebagaimana yang digariskan dalam kurikulum, sekaligus mampu memenuhi kebutuhan pengembangan dirinya. Setelah menganalisis tantangan-tantangan pembelajaran sosiologi dan antropologi kurikulum merdeka, maka terdapat pula peluang yang positif dalam perkembangan yang dapat kita upayakan yaitu,

Pertama, Dapat mengembangkan bahan ajar berbasis digital. Di era digital menuntut guru untuk bermetamorfosis dari guru biasa menjadi guru yang luar biasa. Dalam pembelajaran sosiologi dan antropologi Guru dituntut bukan hanya melek teknologi, memiliki pengetahuan luas dan kecakapan/keterampilan tinggi di bidang yang diajarkannya, memiliki kemampuan memilih dan menggunakan metode atau strategi pembelajaran, sekaligus memerankan diri sebagai model untuk menginspirasi siswa (Suwandi, 2013). Guru hendaknya berupaya secara terus-menerus meningkatkan kemampuannya untuk  menjadi guru yang hebat yang mampu menginspirasi siswa agar mereka terlibat secara aktif, koperatif, dan bertanggung jawab dalam pembelajaran.

Kedua, Dapat mengembangkan bahan ajar berwawasan pendidikan multikultural. Bangsa Indonesia adalah negara multikultural dan masyarakat Indonesia merupakan masyarakat multikultural harus memiliki guru Sosiologi maupun Antropologi. Hal tersebut sangat perlu disadari oleh para guru. Kesadaran itu akan mendorong guru mendesain pembelajan sosiologi dan antropologi yang bermuatan multikultural. Pendidikan itu sangat berperan penting untuk menghasilkan generasi multikultur, yakni generasi yang menghargai perbedaan, menegakkan nilai-nilai demokrasi, keadilan, dan kemanusiaan (Suwandi, 2013).

Ketiga, Dapat mengembangkan bahan ajar bermuatan kecerdasan ekologis. Salah satu dari faktor penting dalam kurikulum merdeka yaitu berkaitan dengan tantangan eksternal, antara lain yang terkait dengan arus globalisasi, terkait dengan isu masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional (Permendikbud No.68 Tahun 2013). Untuk itu, guru harus memperhatikan dan mengakomodasi berbagai tuntutan, berbagai kebutuhan siswa, baik pada skala lokal, nasional, maupun global.

Simpulan

Sehingga, kondisi di tengah pandemi ini mampu menciptakan peluang dan juga tantangan dalam pembelajaran sosiologi dan antropologi kurikulum merdeka.  Adapun tantangan pembelajaran sosiologi dan antropologi dengan kurikulum merdeka ditengan masa pandemic pada masyarakat digital. yaitu, Pertama, Perlu membangun atmosfir pembelajaran yang menantang. Kedua, Mampu mengembangkan kurikulum merdeka dengan scientific approach. Ketiga, Dapat menuntun siswa belajar sepanjang hayat. Sedangkan, Peluang pembelajaran sosiologi dan antropologi kurikul merdeka ditengah masa pandemic pada masyarakat digital yaitu, Pertama, Dapat mengembangkan bahan ajar berbasis digital, Kedua, Dapat mengembangkan bahan ajar berwawasan pendidikan multicultural, Ketiga, Dapat mengembangkan bahan ajar bermuatan kecerdasan ekologis. Dan Keempat, Dapat menciptakan proses pembelajaran yang mandiri. Dalam proses pembelajaran sosiologi dan antropologi kurikulum merdeka dapat direalisasikan dengan menggunakan prinsip humanisitik. Sehingga untuk menghadapi segala tantangan dan mempersiapkan diri untuk memanfaatkan peluang, maka perlu adanya revitalisasi pembelajaran sosiologi kurikulum merdeka yang sesuai dengan prinsip humanistik ditengah masa pandemi, agar segala tantangan dan peluang pembelajaan sosiologi dan antropologi dapat disesuaikan dengan kurikulum merdeka pada masyarakat digital ditengah masa pandemi COVID-19.

DAFTAR PUSTAKA

Arend, R. I. (2008). Learning To Teach, Belajar untuk Mengajar (Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Seotjipto, penerjemah). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 

Brown, H.D. (2000). Principle of Language Learning and Teaching, Fouth Edition. Englewood  Cliffs, NJ: Prentice Hall Regent.

Basrowi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Ghalia

Chairani, Ikfina. 2020.  Dampak Pandemi Covid-19 Dalam Perspektif Gender Di Indonesia. Jurnal Kependudukan Indonesia. e-ISSN : 2502-8537

Harmin, M dan Toth, M. (2012). Pembelajaran Aktif yang Menginspirasi, Buku Pegangan Lengkap untuk Guru Masa Kini, (Bethari Anissa Ismayasari, penerjemah). Jakarta: Indeks.

Indonesia. Huda, Miftahul. (2013). Cooperative Learning (metode, teknik, struktur dan model penerapan).Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Isjoni dan Arif Ismail. 2008. Model-model Pembelajaran Mutakhir.  Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

N. Cahyo. Agus. (2013). Panduan  Aplikasi Teori-Teori Belajar  Mengajar. Jogjakarta: Diva Press.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun