Penulis mengkaji panduan mendasar konsep bimbingan dan konseling melalui Permendikbud No. 111 Tahun 2014 bahwasannya teori yang disampaikan harus mencakup; pemahaman diri dan lingkungan, fasilitasi pertumbuhan dan perkembangan, penyesuaian diri dengan diri sendiri dan lingkungan, penyaluran pilihan pendidikan, pekerjaan, dan karir, pencegahan timbulnya masalah, perbaikan dan penyembuhan, pemeliharaan kondisi pribadi dan situasi yang kondusif untuk perkembangan diri, pengembangan potensi optimal, advokasi diri terhadap perlakuan diskriminatif, membangun adaptasi pendidik dan tenaga kependidikan terhadap program dan aktivitas pendidikan sesuai dengan latarbelakang pendidikan, bakat, minat, kemampuan, serta kecepatan belajar dan kebutuhan konseling (Nurhayati, 2019).Â
Jika kita sadari, penerapan bimbingan konseling baik di tingkat SMP ataupun SMA masih seputar mengurus permasalahan terkait pelajar yang jarang masuk sekolah, mengalami keterpurukan ekonomi, tidak mentaati aturan, dan sebagainya. Sementara pembelajaran mengenai penyuluhan antisipasi menikah dini atau PIK R masih belum sepenuhnya disampaikan. Padahal berdasarkan acuan di atas, hal itu merupakan salah satu pokok bahasan yang wajib disampaikan kepada remaja sejak dini.Â
Selain itu, permasalah lain yang ditemukan adalah penyampaian materi bimbingan konseling masih bersifat monoton yaitu melalui  power point (PPT) saja. Hal tersebut kurang diminati peserta didik sehingga tidak memberi dampak nyata pada diri mereka sepertitimbul rasa kekhawatiran dalam mengenal lawan jenis secara berlebihan. Oleh karenanya, penyampaian materi terkait PIK-R harus dibuat semenarik mungkin.
Penulis berinovasi membuat YouGi Toon yaitu sebuah aplikasi berbasis anime bergambar yang mampu menyajikan visualisasi pembelajaran bimbingan konseling terkait PIK-R. Dengan menyajikan visualisasi secara langsung terkait gambar dan penjelasan yang bersifat "influence" bagi remaja, maka diharapkan dapat menciptakan rasa takut, kekahwatiran, dan kesadaran untuk menghindari perbuatan yang mengarah pada seksual sejak dini. Berikut contoh visualisasi YouGi Toon yang penulis gagas.
YouGi Toon sangat cocok diterapkan sebagai media informasi PIK R bagi remaja karena remaja saat ini lebih menyukai pembelajaran berbasis anime. Terbukti bahwa remaja Indonesia menjadi salah satu kelompok besar pecinta anime di dunia, mereka lebih antusias terhadap anime daripada membaca buku atau sejenisnya. Potensi ini dapat dijadikan tolak ukur untuk mengemas pembelajaran PIK R pada bimbingan konseling melalui anime sehingga para remaja dapat dengan mudah memahami makna PIK R sejak dini.
Penerapan YouGi Toon sebagai media PIK R untuk mencegah pernikahan dini dapat menjadi sumber informasi yang dapat memberikan nilai-nilai positif. Penonton anime berbasis edukasi pada YouGi Toon dapat menginternalisasikan nilai-nilai yang disampaikan dalam tayangan yang ditontonnya dalam diri dan lingkungan mereka.
Peran YouGi Toon sebagai Media Pencetak Generasi Emas
Kita tahu bahwa media pembelajaran berbasis teknologi memiliki peran sangat penting dalam menunjang kualitas proses belajar mengajar karena media mampu merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan pembelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang dapat memberi dampak positif (Tafonao, 2018).Â
Penerapan YouGi Toon dapat menjadi solusi konkret dalam memberikan pembelajaran terkait PIK R sejak dini. YouGi Toon dapat menciptakan para remaja lebih memahami secara personal mengenai nilai-nilai dan pencegahan menikah dini karena sejauh ini para remaja masih memiliki rasa malu cukup tinggi dalam bertanya atau sharing mengenai materi tersebut kepada guru atau teman sebaya. Sehingga melalui YouGi Toon, timbul dorongan untuk tidak melakukan perbuatan yang dapat merusak masa depan. Dengan demikian, para remaja dapat berhati-hati dan  termotivasi untuk fokus berkarya untuk membanggakan nusa dan bangsa.
Daftar Pustaka