Anda pasti sudah tidak asing dengan mereka para pekerja profesional di ranah jurnalisme dan multimedia. Mereka harus memperkaya diri dan pikiran.
Dalam Aghania R. S. Adzkia (2015), perkembangan pesat multimedia dalam jurnalisme mengharuskan para pekerja memilki tolak ukuran skill yang lebih. Pekerja dituntut untuk lebih cakap.
Sebagai gambaran untuk anda, wartawan dalam era multimedia tidak hanya jago menulis. Namun juga harus bisa membuat video, memotret, mendesain layout, hingga ketrampilan lain agar dapat berinteraksi lebih jauh dengan anda audiensnya.
Jurnalisme Multimedia juga menjadi ajang lomba 'siapa cepat dia dapat' untuk wartawan. Mereka harus bisa memproduksi sebuah konten dalam waktu yang cepat dan bersaing dengan wartawan media lain.
Tak jarang, beberapa wartawan harus mengandalkan alat yang ada untuk mengejar produksi. Anda bisa melihat ini ketika seorang wartawan melakukan liputan momen tertentu dan harus segera mengirim hasil untuk naik tayang artikel multimedianya.
Namun, anda perlu ingat, para pekerja Jurnalisme Multimedia juga harus memegang satu hal di tengah keras dan derasnya arus multimedia. Mereka tetap dan wajib berpedoman pada aturan-aturan penulisan.
Ya, kualitas penulisan seorang profesional jurnalis tetap menjadi pertimbangan. Anda adalah juri penilainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H