Dalam lubuk hatinya Suster tidak menampik bahwa ia jatuh cinta dengan romo. Hal ini merujuk pada id. Namun, hidup biara harus selibat. Cintanya harus dipersembahkan untuk Tuhan sepenuhnya. Konsep yang ada di pikiran suster ini merupakan ego. Lantas, Suster diam-diam menyimpan perasaan dan berkencan dengan Romo seraya tetap menyelesaikan tanggungjawabnya adalah superego.
Sisi attachment-separation ditemukan dari relasi Suster Maryam dengan Biara Susteran Semarang tempatnya mengabdi, keterikatan sekaligus batasan.
Dia memiliki tanggungjawab dan tidak bisa melakukan hal-hal seperti masyarakat awam seperti bermain, makan malam di luar, hingga berkencan. Ini membuat dia merasa ingin memisahkan diri ketika bertemu dengan Romo Yosef. Sesaat, Suster Maryam memilih untuk pergi bersama Romo hingga tanggunjawabnya di biara terabaikan seperti pulang terlambat, bangun kesiangan, serta memberi batasan privasi kepada Suster Mila.
Secara teks, sisi psikoanalisis-psikologi yang bisa dilihat adalah bagaimana para biarawan-biarawati menjaga prinsip hidup mereka. Mereka bergelut dengan batin masing-masing.
Film ini juga menunjukan bahwa kewajiban seorang biarawan dan biarawati adalah hidup selibat. Walau sekitar atau lingkungan mereka juga berpengaruh terhadap perkembangan diri mereka.
Anda akan diajak untuk melihat sisi dalam dari seorang Suster Maryam yang tenang, tidak banyak bicara, namun ramai pertanyaan dan konflik.
Sisi Paradigma Fenomenologi Film, Melihat Cara Suster Maryam Memaknai setiap Peristiwa dalam Hidupnya
Paradigma yang kentara dalam film adalah fenomenologi yang mencari makna dari sebuah peristiwa dan kaitannya dengan sekitar.
Menurut Rahman (2015), melihat film dengan paradigma ini berarti berusaha untuk menggali dan mengungkapkan sebuah makna mengenai fenomena dari perilaku kehidupan manusia. Menurut Littlejohn dan Foss (Hasbiansyah, 2008), fenomenologi berkaitan dengan kehadiran objek, peristiwa atau kondisi dalam persepsi manusia.
Film ini menyampaikan bagaimana Suster Maryam berpikir dan menerjamahkan setiap makna yang diterima. Mimpi pantai dan jendela, surat berisi puisi dan ajakan dari Romo Yosef, penolakan dari Suster Monik, hingga 'hadiah' ulang tahunnya yang mengejutkan.