Usia sudah matang, karir sudah lancar, biaya hidup sudah tercukupi, belum apa-apa untuk beberapa orang. Kurang satu lagi untuk gelar 'sukses' bagi seseorang yang hidup di tanah air kita ini. Menikah !
Menikah merupakan tujuan dan pilihan hidup untuk beberapa orang. Keputusan seseorang untuk menikah bisa dipengaruhi oleh banyak hal.
Tapi, masihkah Anda menemui kolega hingga orang tua dengan pertanyaan yang khas seperti 'Kapan nikah?' atau 'Umurnya sekarang berapa? Kok belum ada gandengan?' dan pertanyaan lainnya.
Satu dua kali, masih bisa untuk dijawab dengan senyuman. Tiga atau lima kali, bisa untuk dijawab dengan format standar sebuah jawaban wanita atau pria karir. Lebih dari itu, cukup mengganggu bukan?
Budaya bertanya soal pernikahan seperti di atas cukup terasa di Indonesia. Seorang yang merantau, sudah sukses dan kembali ke asal tak jarang akan menemuinya. Beberapa orang tua mengukur sukses anaknya melalui pernikahan.
Fenomena tersebut digarap dalam sebuah film yang berjudul Kapan Kawin? (2015) Film dengan genre pernikahan yang membawa cerita sebelum dan akan menuju sebuah pernikahan.
Selain itu, dalam artikel ini Anda akan diantar untuk menyelami genre pernikahan dalam sebuah film. Mari!
Genre Pernikahan, Membalut Budaya serta Menguji Penontonnya
Genre film pernikahan atau The Wedding Film merupakan genre film yang sudah ada sejak lama. Film-film dengan genre ini sudah diproduksi sejak tahun 1990an.
Costanzo (2014) yang berjudul World Cinema through Global Genres, genre pernikahan memiliki gaya yang sinematik, merangkum beragam warna emosi, dan merupakan medan atau media menyisipkan budaya.
Dalam buku karyaPada zaman dahulu, film pernikahan memiliki karakter yang khas. Hal ini disesuaikan dengan latar belakang negara yang memproduksi. Anda bisa mengeceknya dengan menonton film pernikahan dari beragam negara, Amerika, Inggris, India, Thailand, dan masih banyak lagi.