Sebagai rakyat yang selama ini menikmati produk kebijakan negara tentunya menginginkan wakilnya yang sangat berbuka diri untuk semua kalangan tanpa membedakannya. Karena pembelaan yang sebenarnya yang bisa dirasakan langsung oleh rakyatnya adalah dia hadir dan membuka diri padanya bukan hilang saat dibutuhkan oleh rakyatnya. Sebuah keinginan yang sangat imajinatif ditengah kesibukan para wakil rakyat yang sibuk mengembalikan modal politik yang dihabiskan pada saat pemilihan kemarin.
Mungkin imajinasi saya muncul dari kekecewaan tapi tidak apa-apa toh imajinasi tidak ada yang salah selagi belum merugikan yang lain. Barangkali imajinasi saya sama halnya halusinasi orang gila ditengah perkotaan yang hanya dilihat pengendara motor.
Sudahhah jangan bersandiwara lagi atas nama rakyat kalau itu hanyalah lipstik saja karena rakyat yang sedang berjibaku dengan kenyataan hidup tidak lagi bodoh dan terbelakang informasi. Sudah banyak cerita pilu rakyat yang hanya dijadikan media untuk berkampanye ini itu, berjuang dan ini itu. Jujur saja kalau memang tidak bisa menemui rakyatnya karena masih banyak anggota yang lain mau menerima dengan lapang dada tanpa harus berjanji kosong.
Ini cerita dan kenyataan politik pahit yang dirasakan oleh rakyat yang sedang bermimpi dan membayangkan indonesia hebat dan bangga pada rakyatnya. Cerita nestapa pemuda kecil yang ingin hidup lebih baik yang dirasakan oleh banyak orang. Selamat bekerja wakilku, janjimu kami tunggu.!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H