Mohon tunggu...
Mus Taqim
Mus Taqim Mohon Tunggu... -

saya seorang pelajar yang ingin selalu belajar mencari pengalaman melalui informasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Untukmu Ibu] Goresan Kasihmu Tak Pernah Terlupakan

22 Desember 2013   11:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:38 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Meskipun engkau buta huruf tapi tidak menginginkan anakmu senasip denganmu ibu, menjadi seorang petani tentu itu bukan pilihanmu ya kan ibu..., tapi klo sang ilahi sudah menggariskan takdir hidupnya seperti ini apa boleh buat. Seorang petani adalah pekerjaan yang mulia, tak kenal korupsi, tak kenal kolusi, tak kenal nipotisme semua dilakukan dengan cucuran keringat perjuangan untuk menumbuhkan benih benih arti kehidupan. Layaknya benih yang kau tanam menginginkan anak anakmu tumbuh dan berkembang yang dapat menghiasi keindahan dunia ini. Sikap intelegensimu sangat mengkoreksi perjalanan hidupku ini ibu. Aku kagum sekali dengan sikapmu yang selalu mengawasi aku agar tidak terjatuh dalam kehampaan hidup yang aku jalani.


Setiap kali aku datang kerumah engkau selalu memandangku dengan penuh perasaan dan penuh iba, ibu... pasti engkau memikirkan betapa besar biaya yang akan di keluarkan untuk membiayai kuliahku ini, pasti beban pikiranmu bermacam macam, ibu... aku sekarang sudah berubah, bukan layaknya anak anak lagi yang selalu minta di perhatikan tapi aku hanya kangen akan goresan kasih sayangmu yang pernah melekat di tubuhku ini bu.


Untuk sekarang ini bu... aku belum bisa memberikan sesuatu terhadapmu ibu, maafkan diriku ibuku tercinta. Aku hanya sebatas memandang keindahan langit dan meneteskan air mata kerinduan ketika aku mengingat masa laluku bersamamu ibu, masalalu yang sangat pahit penuh penyesalan itu kini akan ku hapus dari bayangan penyesalanku, tapi tak akan bisa terhapus kenangan pahit itu begitu saja karena ada cucuran kasih sayang yang tertanamkan pada diriku dari orang yang sangat spesial yaitu kamu ibuku tercinta.


Sekali lgi aku minta maaf ibu atas semua kesalahanku dan kehilafanku dan juga kekurangan yang pernah aku lakukan, ibu... saat ini yang bisa aku lakukan hanyalah berdoa, berdoa agar diberikan ampunan terhadap kedua orang tua terutama ibu tercinta yang masih hidup, dan juga diberikan ketabahan dan kesabaran dalam menjalani kehidupan ini amie...


Ibu... selama hidup ini aku tak pernah menulis surat untukmu, aku tidak pernah tau betapa besarnya pengorbananmu terhadap diriku, tapi sekarang aku mencoba mengenang dan melukiskan betapa hebatnya seorang ibu, ibu... engkau membuat aku menjadi semangat kembali. Ilmu kasih sayang yang engkau berikan tak bisa di pelajari di bangku perkuliahan, karena engkaulah sebenarnya yang banyak mengajarkan aku tentang arti kehidupan. Kehidupan tak membuatku menjadi aman dan tenang karena kasih sayangmu sekarang aku bisa menjalani kehidupan dengan nyaman tanpa ada hambatan.


Ibuku tercinta mulai detik ini aku akan lebih semangat lagi untuk mencari ilmu meskipun banyak hambatan dan rintangan yang aku lalui dah aku hadapi, aku tetap semangat. Aku pasti akan menjadi orang yang sukses yang membuat engkau bangga. Tunggulah sesuksesanku ibu..

-------sekian--------

Selamat hari IBU, 22 Desember 2013
NB: Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community (http://www.kompasiana.com/androgini)
Silahkan bergabung di FB Fiksiana Community( http://www.facebook.com/groups/175201439229892/)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun