Mohon tunggu...
Dea
Dea Mohon Tunggu... wiraswasta -

Nothing important

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kenangan Indah

17 Februari 2011   05:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:31 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ku coba berpaling ke kiri dan ke kanan

Ku tatap ke muka dan ke belakang

Mungkin kan kulihat dan saksikan

Siapa gerangan yang berseru berulang-ulang?

Kilat disusul cahaya terang benderang

Terbayang kemewahan indah terbentang

Nampak selintas senyummu penuh riang

Berdesir jantungku berdetak kencang

Oh…. Mungkin kah kau kan datang?

Cumbuan dan rayuanmu seakan-akan

Deru-desau air madu al-Kausar

Disela rindu si punguk jabar

Allah, nikmatnya tiada terperikan

Aku merenung meratap diri

Mungkinkah ini kan terulang kembali

Kenangan indah terpatri di hati ini

Kan kubawa sampai mati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun