Kendati Australia memiliki catatan positif jika berhadapan dengan skuad garuda, serta jika dilihat secara peringkat FIFA Australia jauh berada di atas Indonesia, pemain belakang Australia Harry Souttar tidak ingin menganggap remeh tim nasional Indonesia di babak 16 Besar Piala Asia nanti.
Pasca memastikan diri lolos ke 16 besar, skuad garuda telah ditunggu kandidat kuat juara Piala Asia 2023 Qatar, Australia. Bentrok Australia dengan skuad Garuda dalam pertandingan 16 Besar Piala Asia 2023 dijadwalkan akan berlangsung di Stadion Jassim Bin Hamad, Minggu (28/1) malam WIB. Australia pun diprediksi bakal melalui babak 16 besar dengan mudah, bahkan skuad Australia diprediksi akan mencatat kemenangan dengan skor besar.
Hal itu bukan tanpa alasan, Australia saat ini menduduki peringkat ke-25 ranking FIFA, sedangkan Indonesia berada di peringkat 146 FIFA. Selain itu, komposisi pemain yang dimiliki Austarlia jauh berada diatas Indonesia. Rekor pertemuan kedua tim juga lebih berpihak kepada Australia.
Kedua tim tercatat telah bertemu sebanyak 18 kali sejak 17 November 1967, dan Australia sukses mencatat 14 kemenangan atas Indonesia. Satu-satunya kemenangan Indonesia atas Australia diperoleh saat Indonesia sukses menaklukkan Australia 1-0 di kualifikasi Piala Dunia pada 30 Agustus 1981 di Surabaya.
Souttar sapaan akrab Harry Souttar menegaskan, bahwa Piala Asia 2023 Qatar telah memunculkan banyak kejutan yang tak terduga, seperti kekalahan Jepang dari Irak pada matchday ke dua Grub D, serta hasil imbang antara Korea Selatan dan Malaysia di laga pamungkas Grub E.
"Saya rasa tidak banyak orang memberikan pujian yang layak kepada tim-tim dari Benua Asia yang sepantasnya mereka terima. Anda cukup melihat hasil di fase grup, dan bagaimana tim-tim tertentu melewatinya dengan baik." ujar Souttar dikutip laman News.
Selain itu Bek Leicester City tersbut turut menjelaskan, bahwa memenangkan pertandingan melawan Indonesia dengan skor diatas tiga gol bukanlah hal yang mudah bagi ia dan timnya.
"Anda tentu tidak ingin mencari-cari alasan, namun tidak mudah keluar dari lapangan, dan mengalahkan tim-tim ini dengan skor tiga atau empat nol seperti yang diperkirakan banyak orang", imbuhnya.
Harry Souttar juga turut mengomentari perkembangan sepak bola asia yang dinilai cukup signifikan. Perubahan taktik dan teknis tim-tim benua Asia menjadikan tim-tim asia memiliki kualitas yang sejajar.
"Tidak ada pertandingan mudah di sepakbola (Asia). Standar ini semakin baik setiap tahunnya. Ada lebih banyak uang yang masuk ke banyak tim. Secara taktik dan teknis, semua tim menjadi lebih baik, dan ini adalah kompetisi yang sangat kuat."
Souttar menambahkan, babak 16 Besar merupakan fase gugur yang hanya ditentukan dari satu pertandingan. Satu kesalahan kecil dapatt mendatangkan bencana yang dapat menyingkirkan sebuah tim dari turnamen.
"Kami menyadari sekarang ada fase knock-out, sehingga tidak boleh ada kesalahan. Ada satu hal yang paling perlu dilakukan, yaitu Anda mengetahui hanya kemenangan yang bisa meloloskan sebuah tim." imbuh Souttar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H