Langkah awal tim nasional Indonesia akan segera tersaji di pagelaran Piala Asia 15 Januari nanti, Irak akan menjadi ujian pertama skuad Garuda senior dalam mengarungi kompetisi bergengsi di benua Asia tersebut. Serangkaian persiapan telah dilakukan oleh Marcelino dkk salah satunya dengan melakukan TC di Turki.
Libya dipilih sebagai lawan uji coba yang dijadwalkan berlangsung dua pertemuan, yakni pada 2 Januari dan 5 Januari besok, dengan dua kali jadwal pertemuan ini, STY sapaan akrab Shin Tae Yong berpeluang menyajikan resep racikan terbaik hasil TC yang telah dilakukan.
Sayangnya resep hambar hidangan ala Shin Tae Yong justru terjadi pada pertemuan pertama di Stadion Kompleks Olahraga Mardan, Antalya, Turki, Selasa (2/1/2024) lalu. Perubahan besar-besaran pada susunan pemain dan gaya permainan tidak mampu menahan gempuran skuad Libya, hingga tim nasional Indonesia dipaksa menerima kekalahan dengan skor mencolok 0-4.
Pertahanan Kurang Garam
Resep hambar ala STY ditandai dengan pemilihan 4 pemain belakang, jika di laga-laga sebelumnya tim nasional Indonesia selalu mengandalkan 3 pemain belakang, di laga ini STY menggunakan 4 pemain belakang.
Susunan 4 pemain belakang pilihan STY pada laga ini juga tergolong "fresh", dengan mempertahankan Pratama Arhan disisi kiri, dan memasang Yacob Sayuri di sisi kanan, posisi yang sebenarnya milik Asnawi Mangkualam Bahar. Sementara bek tengah dipercayakan kepada duet Rizky Ridho dan Wahyu Prasetyo.
Tidak sesuai harapan, pertahanan tim nasional Indonesia justru tampil tidak cukup solid sehingga harus kebobolan pada menit ke-25 melalui aksi penyerang Libya, Ahmed Ekrawa.
Rizky Ridho dan Wahyu Prasetyo justru kurang piawai dalam membaca arah serangan lawan, dan kerap melakukan kesalahan di lini pertahanan sendiri yang justru dapat dimanfaatkan para pemain Libya untuk mengarahkan bola langsung ke jantung pertahanan Indonesia.
Kelemahan ini yang kerap menghadirkan peluang berbahaya dari Libya bagi Indonesia, kendati demikian Syahrul Trisna tampil cukup impresif dengan sigap mengantisipasi sederet peluang emas yang diperoleh Libya.
Sepanjang 90 menit pertandingan berlangsung, Libya tampil cukup efektif dengan mencatatkan 15 tembakan yang delapan di antaranya mengarah tepat ke gawang Indonesia.
Resep ala STY sebenarnya bukan tanpa perubahan, pada babak kedua STY melakukan perombakan besar di babak kedua. Pelatih asal Korea Selatan tersebut melakukan pergantian seluruh pemain kecuali Syahrul yang masih dipertahankan.
Dua pemain keturunan Jordi Amat dan Justin Hubner dimasukkan menggantikan dua bek tengah, Rizky Ridho dan Wahyu Prasetyo. Ditopang dengan dua pemain sayap, Witan Sulaeman di sisi kanan dan Edo Febriansyah di sisi kiri.
Sayangnya duet Jordi Amat dan Justin Hubner nampak belum begitu padu, gol kedua Libya oleh Omar Al Khouja lahir dari miskomunikasi keduanya, Jordi Amat yang menyangka Justin Hubner masih berada di posisi awal ternyata sudah bergerak dan berpindah posisi mendekatinya. Bola yang telanjur dioper ke arah Hubner oleh Jordi dengan mudah langsung disambar Khouja untuk menggetarkan gawang Syahril kedua kalinya.
Justin Hubner Belum Optimal
Justin Hubner yang saat ini tercatat bermain untuk tim liga Inggris Wolverhampton Wanderers U-21 mempertegas bahwa penampilan bersama tim nasional dilaga pertamnaya kurang optimal dan berkontribusi terhadap lahirnya gol ketiga Libya.
Ia salah dalam memberikan passing sehingga dapat direbut dengan mudah oleh Nouradin Elgelaib yang tanpa ampun dapat mengoyak jala Syahrul. Justin Hubner juga merasa belum optimalnya penampilannya karena belum mampu beradaptasi secara cepat dalam sistem baru racikan STY.
"Ini pertandingan pertama saya (bersama tim senior), sungguh sangat sulit (bermain) karena sistem dan formasi ini baru untuk saya. Operan saya tidak bagus di pertandingan ini. Kami harus tampil sebagai tim," kata Hubner setelah pertandingan.
Sebagaimana dengan Justin Hubner, Jordi Amat juga mengakui bahwa penampilannya dilaga ini tidak optimal dan berkontribusi terhadap lahirnya gol dari para pemain Libya. Perubahan formasi yang ada, justru membuatnya banyak melakukan kesalahan sendiri. Jordi Amat secara langsung bertanggung jawab terhadap lahirnya gol keempat Libya yang dicetak Alaa al-Qajdar lewat sepakan spektakuler jarak jauh. Al- Qajdar memanfaatkan kelengahan Jordi Amat dalam mengontrol bola.
Lini Depan Tumpul
Sejalan dengan lini belakang yang buruk dalam mengantisipasi passing dan sering melakukan kesalahan sendiri, lini depan Indonesia juga seakan tidak berperan apapun, bahkan lini depan timnas Garuda seakan tanpa peluang dan nyaris tidak pernah mengancam pertahanan Libya. Satu-satunya peluang emas tim nasional Indonesia di laga ini dicatatkan oleh Adam Alis yang tembakannya masih membentur tiang gawang.
Selebihnya, daya serang tim nasional Indonesia selalu terhenti di sepertiga akhir area permainan Libya. Komunikasi dan koordinasi para pemain depan pun tidak berjalan lancar, yang ditandai dengan banyaknya operan yang tidak akurat.
Evaluasi Segera
Laga melawan Libya pada 2 Januari merupakan satu dari tiga rencana rangkaian uji coba timnas Indonesia sebelum berlaga di perhelatan Piala Asia 2023 yang akan dimulai pada 12 Januari dan dijadwalkan berlangsung hingga 10 Februari 2024 di Qatar.
Indonesia akan kembali menjajal Libya pada 5 Januari besok, sebelum akhirnya bertolak menuju Qatar untuk menjajal Iran di laga uji coba terakhirnya.
Pada laga kedua menjamu Libya, Timnas Indonesia dipastikan bakal diperkuat bek Elkan Baggott dan Shayne Pattynama yang absen pada laga pertama karena baru bergabung di pemusatan latihan beberpa waktu belakangan, sebagai catatan laga kedua melawan Libya akan ada perhitungan poin FIFA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H