Di masa karantina mandiri ini, harus pinter pinter nyari kesibukan buat mengisi waktu luang. Kalau tidak, kita bisa mati. Bukan mati karena kena wabah (Naudzubillah), namun mati karena rasa bosan. And lucky for us, karena gramedia lagi berbaik hati menggratiskan beberapa bukunya melalui platfor gramedia digital. He is one of our savior in this time of bored.
Buku yang digratiskan memang tidak banyak. Enam buku berbeda setiap minggu. Lumayan. Nantinya kita bisa mendownload dan membaca bukunya di aplikasi Gramedia Digital. Pokoknya, setiap ada update buku-buku baru, langsung saya download. Kata pribahasa : Punya dulu bukunya, bacanya entah kapan kemudian.
Salah satu judul yang buku yang saya download adalah " Making Hope Happen". Terbitan tahun 2013. Penulisnya sendiri adalah Shane J Lopez, pakar psikologi di Amerika sana.
Sesuai dengan judulnya, buku ini mengajarkan kita tentang seberapa pentingnya harapan memainkan peran krusial dalam kehidupan kita. Dan berikut adalah beberapa point yang saya ringkas dari bukunya.
Atau mungkin terlintas pikiran, apakah besok sudah gajian mengingat dompet sudah menipis. Bahkan, kita mungkin terpikirkan, nanti malam mau makan apa ya ? Faktanya, kita semua selalu memikirkan masa depan dan memang 30 persen aktivitas berfikir manusia adalah memikirkan masa depan yang akan terjadi. Kita semua berharap masa depan akan terjadi sesuai persis dengan apa yang kita inginkan.
Manusia adalah makhluk yang selalu berharap dan penuh harapan. Dan faktanya, hanya manusia lah satu satunya makhluk hidup yang bisa berharap.
Namun, menurut penelitian, hanya separuh manusia yang dapat mewujudkan harapannya persis dengan apa yang ia harapkan di awal. Sisanya, hanya berakhir menjadi kenginan semata (wish) atau bahkan khayalan (imagination).
Shane J Lopez di bukunya “ Making Hope Happen” menjabarkan,bahwa harapan adalah suatu yang penting dimiliki oleh setiap orang. Ia esensial. Dan faktanya, harapan sendiri adalah pilihan. Kita bisa memilih untuk berharap masa depan yang bahagia, dan mweujudkannya atau hanya berdiam diri tanpa tujuan dan harapan, membiarkan hidup kita terbawa arus kemana saja. Harapan adalah hal yang menggerakkan kita dari titik A menuju titik B. Dari titik sekarang ke masa depan.
Hebatnya lagi, menurut penulis buku ini yang merupakan pakar psikologi, harapan tersebut bisa dilatih. Kita bisa membayangkan titik yang akan kita tuju pada lima tahun ke depan misalnya. Bayangkan sejelas dan seakurat mungkin. Semakin jelas pra-visualnya, semakin bagus. Tuliskan tujuan tersebut dalam note. Sekarang rincikan kapan dan dimana itu akan terjadi, serta bagaimana. Dengan begitu, kita sedang menggerakkan harapan kita menuju titik pencapaian di masa mendatang.
Strategi pencapaian harapan yang efektif akan selalu merujuk pada siklus : Tujuan. Agensi, dan Jalan. Tujuan apa yang hendak kita raih, titik B apa yang hendak kita tuju. Agensi adalah tentang siapa yang akan bergerak menuju titik tersebut. Kita juga bisa menyebarkan tujuan kita kepada orang lain, agar bisa menambah kekuatan agensi kita. Jalan adalah tentang strategi spesifik yang harus kita tempuh untuk mencapai tujuan.
Sesekali, rasa takut akan menghinggapi, melemahkan harapan kita. Pun dengan pesan-pesan yang bisa menetralkan harapan : “Kamu tidak bisa seperti ini, itu terlalu susah untuk diraih, aku tidak memiliki kemampuan finansial untuk mencapai hal tersebut”. Hal tersebut adalah wajar. Salah satu sifat dasar manusia adalah rasa takut akan kegagalan yang seringkali mengalahkan rasabangga dan bahagia akan pencapaian. Jangan biarkan rasa takut dan pesan penetralisir harapan tersebut menaklukkanmu. Lawanlah.
Dan walapun pada akhirnya kehidupan akan berakhir pada kematian, namun dengan harapan, dapat membuat hidup kita menjadi lebih terarah, cerah, dan memiliki tujuan yang pasti. Justru dengan mengingat kematian lah, kehidupan akan menjadi lebih hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H