p : anda sendiri bagaimana ketika membuat puisi
n : pertama mencari ide, kedua saya tentukan permulaanya apakah saya buat judul dulu baru isi, atau isi dulu kemudian judul, ketiga menyempurnakannya, adakalanya saya harus membolak-balikkan bait-baitnya antara bait 1 dengan bait yang lain, adakalanya pula saya harus membuang 1 atau 2 bait untuk lebih menghidupkan maknanya, barangkali cara saya ini tidak normal tapi begitulah prosesnya.
p : jika saya memperhatikan puisi-puisi anda, pada umumnya saya melihatnya pendek-pendek, kenapa begitu
n : hahahahahahahahahahaha
p : loh ko anda tertawa
n : inilah pertanyaan anda yang membuat saya merasa sangat malu, tapi baiklah saya akan beritahu alasannya. tapi mohon bagian ini tidak di ekspos. pertama anggaplah itu sebagai ciri khas saya, yang kedua, puisi saya pendek-pendek itu lantaran otak saya sedikit.
p : benarkah itu?
n : iya, otak saya sedikit, sedikit-sedikit dapat ide, sedikit-sedikit kehilangan ide, adakalanya saya butuh seharian untuk merampungkan 3 baris puisi saja, adakalanya saya bisa menyelesaikan 4 sampai 5 puisi dalam waktu yang relatif singkat dengan hasil yang membuat saya merasa puas, nah karena selalu sedikit-sedikit hasil yang di dapatpun ya kadang sedikit-sdikit itu. tapi kan intinya asal pesannya sampai, ya ngga!?
p : apa jiwa dari puisi anda
n : alam
p : kenapa harus alam