Mohon tunggu...
Gengan Tarnyak
Gengan Tarnyak Mohon Tunggu... -

I want you to free yourself

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Suap MK, Kompas dan Detik Blak-blakan, Viva Malu-malu

3 Oktober 2013   07:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:04 4028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_269908" align="aligncenter" width="468" caption="www.kompas.com"][/caption] Sejak berita penangkapan kasus suap senilai milyaran rupiah oleh KPK tadi malam, saya cukup rajin update berita tersebut dari berbagai media online terkemuka seperti detik, kompas, merdeka, okezone dan viva.

Setelah sekian jam hanya melihat layar handphone, saya baru tersadar ada beberapa hal yang menarik saya untuk lebih detil lagi membaca setiap berita itu dari media satu ke media berikutnya. Seperti siapa Akil Mochtar itu?, Siapa dan darimana yang Menyuap?, dsb. Baiklah mari kita ulas satu persatu hal yang membuat saya tertarik .

1.Detik[dot]com dan Kompas[dot]com

Pada halaman awal Detik[dot]com, hampir seluruh update berita mereka isi dengan kasus yang mengejutkan ini, mulai dari awal penangkapan hingga profil Akil Mochtar  mulai dari seorang tukang semir sepatu, Anggota DPR dari partai GOLKAR  sampai menjadi Ketua MK. Disitu dengan jelas juga diberitakan bahwa kasus ini juga melibatkan poltisi senior dari fraksi GOLKAR Chairun Nisa dan Bupati Gunung Mas Kalimantan Tengah.

Begitupun dengan pemberitaan yang disajikan Kompas meski tidak sedahsyat Detik, tanpa teding aling – aling, media favaorit saya ini juga mem-blow up kasus ini hingga detail tanpa ada bagian yang harus ditup-tutupi.

2.Viva Group

Bagaimana Viva Group memberitakan ini?? Porsi pemberitaanViva News melalui News Portalnya viva[dot]co[dot]id yang saya amati, pemberitaan kasus suap ini tidaklah begitu masif, hanya 20-30% pada halaman awal yang memberitakan tentang kasus ini. Itupun beritanya tidaklah segamblang media yang sebelumnya saya sebutkan. Mereka hanya menyebutkan Akil Mochtar Ketua MK terlibat kasus suap bersama politisi DPR-RI berinisial CHN (tanpa menyebutkan dari partai apa).

Begitu juga dengan TVOne, pagi ini saya menonton sekilas profil Akil Mochtar yang ditayangkan, namun lagi-lagi dari partai mana Akil Mochtar dulu menjadi anggota DPR-RI juga tiidak dijelaskan.

Apakah ini semua berkaitan dengan Kode etik jurnalistik?Atau penyajian pemberitaan yang masih berpihak pada kepentingan tertentu??  Yang jelas, Negara ini sedang megalami status “Awas” dari praktek-praktek Korupsi.

-Hukum Mati atau Negara bebas korupsi hanya menjadi Mimpi-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun