Mohon tunggu...
Gene W Widjaja
Gene W Widjaja Mohon Tunggu... Konsultan - Property Marketing Development | Green, Ecology and healthy Lifestyle

Profesional properti konsultan dengan pengalaman lebih dari 25 tahun dalam perencanaan, pengembangan/pengelolaan kawasan baik resort dan residensial, serta pemasaran properti. Juga aktif dalam edukasi, dunia kesehatan, komunitas olahraga, pola hidup sehat.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Anda yang Lahir di Tahun 1965 s/d 1980 Penting Adaptasi dengan Pembaharuan

5 Juni 2020   14:09 Diperbarui: 7 Juni 2020   07:32 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk anda Generasi 'X', atau yang lahir antara tahun 1965 s/d tahun 1980, Bagaimana melihat perubahan cara kerja / perilaku setelah pandemi covid-19 ini? Menganggap sebagai ancaman? atau, malah memandang sebagai tantangan & Kesempatan baru yang bisa/perlu dicoba? Ya, inilah mindset baru yang perlu anda sesuaikan / adaptasikan dengan perubahan yang me-reformasi cara kerja kita lama.

Ayah saya lahir tahun 1938, 7 tahun sebelum Indonesia Merdeka. Saya ingat betul bagaimana ayah saya bercerita sulitnya kondsi dijaman penjajahan hingga terkahir di masa penjajahan Jepang. Hidup begitu sulit hingga susu, roti pun sudah sesuatu makanan yang mewah untuk didapatkan. Bagaimana ayah saya berjuang melawan kesulitan dan setelah Indonesia merdeka, mulailah suatu tatanan baru, cara berpikir baru, bagaimana anak muda saat itu sebagaiman mulai mereformasi cara berpikir lama yang dibawah tekanan, dan hrus memikirkan masa depan yang lebih jauh, hingga akhirnya tahun 1959 meyakinkan diri sendiri daan beberapa rekan sebayanya untuk meninggalkan kampung halaman, meninggalkan orang tua, dengan dana terbatas, untuk masuk ke kota yang lebih besar yaitu Bandung, dan kuliah di Universitas Parahyangan Bandung angkatan pertama Arsitektur.  Saya melihat suatu motivasi kuat dalam dirinya, untuk tumbuh demi masa depan yang lebih baik. Ini pula yang dialami Ibu saya saat itu, yang juga lahir tahun 1943, 2 tahun sebelum Indonesia Merdeka, untuk memberanikan diri dengan visi yang kuat mengubah mindset, mengubah paradigma saat itu, melawan kondisi keterpurukan sosial, tekanan politik, untuk juga pindah ke Kota Bandung, dan kuliah di Universitas yang sama dengan ayah saya, Universitas Parahyangan, fakultas hukum di tahun 1962. Banyak crita yang bisa lebih banyak saya ceritakan, namun satu hal yang saya berkesan dengan kedua oarng tua saya, adalah tekad, merubah cara pemikiran orang daerah yang konvensional dan sedrhana serta kuno, dan berani keluar dari zona nyaman nya saat itu, demi kedepan dan masa depan yang lebih baik.

Nah ini pula yang dipesankan ayah saya, saat saya berumur 30an, mau terus bekerja sebagai profesional, kerja untuk suatu perusahaan atau akan bersiap-siap untuk bisnis sendiri. Batasnya adalah umur 35, tentukan sikap saya! 3 Pilihannya, Pertama, mau tetap menjadi Profesional dan berkarir cemerlang di suatu perusahaan hingga dipercaya menjadi Direktur/ Presdir atau bahkan memiliki saham, Kedua, kerja sampai usia pensiun, dipercaya boss dengan jabatan seadanya misal manager purchasing, atau Ketiga, membangun usaha sendiri apapun startnya. Masuk akal, menurut saya,  karena umur 35 adalah umur yang seakan menjadi batasan untuk rata-rata bisa diterima di suatu perusahaan saat itu, artinya mencari pekerjaan akan semakin sulit, disuatu sisi mungkin kita sudah berkeluarga dan memiliki anak dan saat itu anak sdh mulai sekolah SD yang sulit untuk pindah pindah rumah/ kota lain dengan pekerjaan baru.

Pelajaran bagus untuk Generasi X, seperti saya, siapkan kita merubah dengan paradigma baru, mindset baru, atau tetap dengan kondisi pemikiran lama kita? Jaman sudah berubah, kemajuan teknologi begitu cepat, cara dagang, teori manajemen, cara produksi hingga perubahan perilaku konsumen, kebijakan usaha, dan lain-lainya yang semakin kompleks.

Terus lah belajar dan beradaptasi dengan perkembangan jaman, karena pengalaman masa lalu mungkin sudah tidak dapat lagi kita banggakan dan sombongkan kepada generasi dibawah kita, Generasi Y (millenial). Justru kita yang harus belajar dari mereka bagaimana pola berpikir mereka yang dengan cepat, cerdas dan inovatif serta berani menerobos pemikiran generasi pendahulunya. Pemikiran dan pentingnya digitalisasi dan aplikasi dalam kehidupan seharihari serta dunia marketing dan pembayaran.

Namun, sebenarnya, apa kekuatan kita Generasi X?

Kita menang dalam hal kedewasaan berpikir, pribadi dengan pemikiran bijak dan humanis, pribadi dengan nilai sosial dan sistematika berpikir yang telah selama ini menjadi fundamen kuat dan berprogram dalam cara kerja kita. Intinya, paling tidak kita memiliki bebrapa hal yang mungkin bisa menjadi kekuatan dalam sosial yaitu nilai Leadership. Karena pada dasarnya Generasi X adalah Generasi yang tangguh yang terbukti telah teruji dalam hal yang menjadi karakter :

1. Kemampuan beradaptasi dengan kemajuan jaman, kita ngalami era TV hitam putih, telepon genggam, smartphone, internet, dan modernisasi IT

2. Individual Karir, kita sudah mengalami kesetaraan pria dan wanita juga mempunyai kesempatan dalam berkarir 

3. Flexibilitas Kerja dalam mengikuti/menanggapi perubahan-perubahan

4. Personality yang menjunjung team, kebersamaan,  kebijaksanaan keputusan, empathy, dan Humanis

Buktikan kita mampu beradaptasi dan tetap exist, banyak hal yang masih dapat menjadi kekuatan kita dalam persaingan kerja/bisnis dewasa ini, kuncinya, berani berpikiran maju, lebih kritis dan smart, tetap termotivasi, mau berubah dan action.. karena menyombongkan prestasi masa lalu mungkin sudah tidak relevan lagi untuk persaingan saat ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun