Menurut Arief, saat ini, penduduk Indonesia sekitar 270 juta jiwa, dengan konsumsi per kapita per tahun berturut-turut, 140 kg beras dan 2,85 kg daging sapi.Â
Dengan data tersebut dapat dihitung pola konsumsi rakyat Indonesia. Bahkan, jika semua mengkonsumsi kedua bahan pokok tersebut, diperlukan masing-masing per tahunnya kurang lebih 32,4 juta ton beras dan sekitar 769.500 ton daging sapi.
"Bila dikalkulasi, untuk mencukupi kebutuhan beras seluruh penduduk Indonesia hanya diperlukan luas sawah sekitar 84.000 kilometer persegi atau 8.400.000 hektar. Perhitungannya, dengan asumsi per hektar sawah menghasilkan 4.500 kg beras. Maka, rinciannya untuk 270 juta penduduk Indonesia memerlukan 270 juta dikalikan 140 kg, akan didapat angka 32,4 juta ton beras, setara kebutuhan areal persawahan 8.400.000 hektar atau identik dengan 84.000 kilometer persegi," ujar Arief.
Menurutnya, dengan luas daratan Indonesia yang 1,9 juta kilometer persegi, secara teknis tidak mustahil kemandirian pangan bisa diwujudkan. Sebab, angka luasan tersebut, hanyalah 4,47 persen dari luas total daratan Indonesia --- bandingkan areal subur Indonesia 12 persen.
Arief mengemukakan, dengan Bila jumlah penduduk dan kebutuhan pangan terdata dengan baik, setiap provinsi bisa secara mandiri memenuhi kebutuhan pangannya.
Bahkan, antar provinsi bisa bekerja sama saling mensubsidi. Bahan pangan pokok yang khas di suatu provinsi, semisal jagung dan sagu bisa ditingkatkan produksinya dengan lahan yang tersedia.
"Dengan begitu Indonesia tak perlu mengimpor jutaan ton beras setiap tahun, karena setiap provinsi bisa memenuhi kebutuhan pangannya sendiri-sendiri. Bahkan bila berlebih secara nasional, bisa diekspor ke negara lain," ujar Arief.
Masalah yang sama juga terjadi dalam hal konsumsi daging sapi -- yang belakangan menjadi gaya hidup dengan mengudap daging impor. Secara teknis, Indonesia sangat mampu memenuhi kebutuhan daging sapi tanpa harus impor. Dengan asumsi sapi diternak secara keraman (dikandangkan).
"Maka seekor sapi memerlukan ruang hanya 3 meter persegi, dengan estimasi per ekor sapi menghasilkan 300 kg daging dan kebutuhan daging sapi per kapita per tahun 2,85 kg. Dengan hitungan tersebut, untuk mencukupi kebutuhan daging masyarakat Indonesia per tahunnya, hanya dibutuhkan luasan areal 7.695 kilometer persegi, tidak lebih dari 0,40 persen dari luas wilayah NKRI," ujarnya.
Menurut Arief, untuk kemandirian pangan, LDII membangun proyek percontohan berupa sawah organik dengan membangun demplot di Rawagabus di Karawang (Jawa Barat) dan Pulau Laut di Kalimantan Selatan. LDII juga mengembangkan peternakan percontohan di Sukamulia - Sukamakmur, kabupaten Bogor./*
Penulis :