Mohon tunggu...
GENERASI
GENERASI Mohon Tunggu... wiraswasta -

GENERASI adalah forum diskusi, gerakan dan aksi, sebuah wadah penyadaran nasional dan sosialisasi akan bahaya ekstremisme dan intoleransi yang didedikasikan untuk bangsa yang majemuk ini demi Indonesia Damai.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tablig Akbar Yazid Jawas di Samarinda Dihadang Gerakan Nasional Anti Kekerasan & Intoleransi-Generasi-

27 Juni 2014   17:03 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:38 13900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Samarinda, Sabtu 21 Juni 2014 Terpampang spanduk besar di pintu masuk dan pintu keluar IslamicCenter Samarinda dengan tulisan “Tablig Akbar” Oleh Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas. Penyelenggara Tablig itu adalah Yayasan Islam sebuah yayasan salafi wahabi.

Islamic Center Samarinda berdiri megah dan menjadi pusat dakwah dan kebudayaan Islam kebanggaan Masyarakat Kalimantan Timur. Siapa pun atau dari golongan aliran dan mazhab manapun boleh mempergunakan Mesjid Islamic Center untuk kegiatan dakwah atau kajian keIslaman.

Tapi sayang seribu kali sayang entah karena lengah dari pengawasan MUI, Kesbangpol, dan aparat keamanan akhir-akhir ini Islamic Center kerap dijadikan wadah penggalangan dana buat teroris asing yang berperang di suriah dan dakwah-dakwah dari para mubalig yang punya rekam jejak gigih menyebarkan kebencian sektarian, intoleran, dan pengadu-domba umat.

Sebut saja Ustadz yang mengisi Tablig Akbar ini, dia adalah Yazid bin Abdul Qodir Jawas seorang ustadz salafi wahabi, penulis buku yang cukup produktif, mengadakan acara tablig selama dua hari di Samarinda. Yazid bin Abdul Qodir Jawas adalah satu dari sekian banyak mubaligh wahabi salafi yang tak pernah lelah memecah-belah umat dengan faham wahabinya.

Tablig Akbar sendiri rencanya akan diselengarakan pukul 9.00 pagi tampak lalu lalang wanita bercadar dan kaum prianya bercelana cingkrang dan berjenggot. Sebelum acara Tablig Akbar di mulai datanglah dua orang bersorban dan bergamis putih menemui penerima tamu di pintu masuk mesjid dan menanyakan ingin bertemu dengan pihak panitia dan Ustadz Yazid Jawas.

Tampak banyak mata dengan tatapan cemas dan curiga dengan kedatangan dua pria bergamis itu mereka adalah Habib Muhammad bin Alwy Assegaf dan Habib Fauzi al-Kherid. Seorang rombongan Habib Fauzi terlihat mendokumentasikan tablig akbar itu dan terlihat beberapa kali apabila kamera ditujukan kearah jamaah tablig akbar mereka terlihat bergegas menutup mukanya atau menundukkan kepala sebagian dari mereka ada yang bertanya dari mana gerangan rombongan Habaib ini.

Kepada panitia penyelenggara rombongan Habib Fauzi mengatakan mereka ingin memantau dan meminta klarifikasi Ustadz Yazid Jawas mengenai beberapa hal. Mereka sendiri mengatakan dari aktivis gerakan nasional anti kekerasan dan intoleransi (GENERASI) dan Forum Komunikasi Alawiyyin (FKA) yang konsisten menjaga Pancasila dan UUD 1945.

Pihak Pengolala Islamic Center sedikit dibuat tegang dengan kedatangan dua Habib itu tapi suasana segera cair karena bebrapa dari mereka sudah saling kenal dan cukup akrab dengan dengan salah satu Habib.

Pengelola Mesjid mempersilahkan dua Habib untuk menunggu beberapa saat agar bertemu dengan rombongan dakwah Ustadz Yazid Jawas. Tak lama kemudian datanglah rombongan dakwah wahabi sebanyak lima orang dan siap berdialog dengan Habib Muhammad bin Alwy Assegaf dan Habib Fauzi Kherid.

Dialog dilangsungkan dalam bahasa Arab dan Indonesia. Dimulai oleh Habib Muhammad mengucapkan salam, memperkenalkan diri, bertegur sapa dan saling bertanya kabar masing-masing. Habib Muhammad menanyakan apakah metodelogi Ustadz Yazid Jawas sehingga menyesatkan pengikut Asyairoh dan Maturidiyah? bukankah kita semua tau bahwa Asy’ariyah dan Maturidiyah adalah representative firqoh yang besar ini di dalam Islam yaitu Ahlussunnah wal Jamaah.

Seperti kita ketahui bersama Ustadz Yazid Jawas dalam satu buku yang di tulisnya yang berjudul “Mulia di Atas Manhaj Salaf” memasukan Asyairoh dan Maturidiyah sebagai bagian dari 27 firqoh-forqoh yang sesat dan menyesatkan.

Hadir dalam rombongan Ustadz Yazid adalah Seorang Suriah bernama Muhammad Sajid dan Fauzan al-Anshari. Kenapa dalam tablig akbar itu mendatangkan seorang Suriah? Apakah hanya untuk solidaritas dan penggalangan dana untuk teroris takfiri asing di Suriah?. Konon katanya Muhammad Sajid sudah sekian tahun domisili di Indonesia.

Hak jawab kita berikan kepada Ustadz Yazid Jawas dan beliau mengatakan bahwa sebelum dicetak buku itu terlebih dulu beliau berdiskusi dengan para alim ulama karena beliau sendiri memeperkenalkan diri sebagai seorang penasehat MUI Bogor. Apa yang ditulisnya dikatakan adalah sejalan dengan pandangan para Ulama Salaf seperti Imam Ahmad bin Hanbal dan Imam Syafi’I tanpa merinci lebih jauh.

Habib Fauzi menasehatkan Yazid Jawas agar jangan mudah menyesatkan dan mengkafirkan Ahlul Qiblah dan dalam berdakwah harus sejuk bukan dengan agitasi dan provokasi yang berimplikasi memecah-belah umat.

Dialog berjalan sedikit gaduh ketika Habib Muhammad menantang Yazid Jawas untuk klarifikasi dengan Ulama Ahlussunnah di Jakarta dan meminta Yazid Jawas menarik pernyataan fitnahnya dibanyak media elektronik.

Yang penting dan perlu dicatat dalam dialog itu ialah bahwa Yazid Jawas mengatakan dia siap untuk dipertemukan dengan Ulama Ahlussunnah di Jakarta menyangkut bukunya yang menyesatkan pengikut Asyairoh dan Maturidiyah. Dengan suara tinggi Yazid Jawas mengatakan Anda bukan atasan saya kenapa saya harus menerima syarat-syarat dari anda. Habib Muhammad dengan tenang mengatakan bahwa dampak dakwah itu luar biasa kalau antum tidak mencabut dan mengklarifikasinya dihadapan Ulama Ahlussunnah dikhawatirkan akan memicu kemarahan umat.

Tak ada permintaan ma’af dari seorang Yazid Jawas tapi ada hal positif yang patut dicatat dalam pertemuan itu bahwa dia menyanggupi untuk menjelaskan kepada para Ulama Ahlussunnah di Jakarta mengenai penyesatan dan fitnah yang dituduhkan kepada mayoritas kaum Muslimin.

Kurang lebih 30 menit pertemuan itu panitia mohon ma’af karena Yazid Jawas harus segera mengisi tausiyah di hadapan peserta tablig akbar dan panitia berjanji akan mengawasi dan merekam materi tablig akbar itu. Rombongan Yazid Jawas bersalaman dengan para Habaib dan segera menuju ruangan mesjid Islamic Center.

Mayoritas Muslim Indonesia moderat dan toleran tetapi mereka adalah silent majority sudah saatnya yang moderat, toleran dan mayoritas ini bicara dan lebih militan dari kelompok ekstrem dan kelompok-kelompok intoleran lainnya demi INDONESIA DAMAI.

Begitulah gambaran secara umum marak dan merebaknya kekerasan, ekstremisme dan intoleransi akhir-akhir ini menjadi keprihatinan dan kepedulian kita semua namun pada saat yang sama negara ternyata tidak hadir. Berangkat dari keprihatinan itulah gerakan ini lahir dan hadir dan berketetapan hati melakukan penyadaran kepada masyarakat.

Sesungguhnya kebatilan yang teroganisir akan mengalahkan kebenaran yang tercerai-berai kita harus bersatu dalam menghadapi kelompok ekstrem dan Intoleran, merekabukan saja menjadi ancaman bagi agama dan bangsa tetapi lebih dari itu sesungguhnya TAKFIRISME adalah musuh KEMANUSIAAN.

Semoga dengan pertemuan ini seluruh faksi Salafi Wahabi berfikir ulang dan jangan mencoba menghancurkan kedamaian yang selama ini umat sudah rasakan sebagai perwujudan Islam Rahmatan Lil Alamin. Islam yang mengayomi dan memberi kesejukan kepada umat manusia, Islam yang memberikan solusi-solusi terhadap permasalahan umat dan bukan sebaliknya. Singkat kata kita memerlukan Islam ramah dan bukan Islam marah (Gus Dur).

14038221551813087611
14038221551813087611

1403822231773070684
1403822231773070684
14038403232043486584
14038403232043486584
14039226073771012
14039226073771012
14039226561588794891
14039226561588794891
14039227011823441471
14039227011823441471
14039227591873637047
14039227591873637047
Keterangan Photo:

1.Dua Orang yang bergamis, yang memakai sorban putih adalah Habib Muhammad Assegaf dan yang berpeci putih adalah Habib Fauzi al-Kherid

2.Lima Orang rombongan wahabi semua bergamis, dari kiri yg kurus dan berjenggot panjang adalah Fauzan al-Anshari, Muhammad Saji (orang suriah), Ustadz Yazid Jawas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun