Mohon tunggu...
Genduk Thole
Genduk Thole Mohon Tunggu... Penulis - ibu Rumah tangga

hobi membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Polemik PPN dan MBG

25 Januari 2025   16:20 Diperbarui: 25 Januari 2025   16:20 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Oleh: Lilik Solekah, SHI. (Ibu Peduli Generasi)

Wajar terjadi Polemik di masyarakat tentang kenaikan pajak yang konon katanya hanya untuk barang mewah, namun nyatanya melekat pada seluruh barang. Contohnya PT Pertamina (Persero) resmi mengubah harga produk Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi. Tak cuma Pertamina, badan usaha lain seperti Shell Indonesia, BP-AKR dan Vivo Energy Indonesia juga melakukan hal yang sama.

Selain itu di masyarakat juga riuh memperbincangkan makan gratis yang sesungguhnya jauh dari kata bergizi. Banyak beredar foto makan siang gratis yang terkesan alakadarnya, dan jauh dari kata bergizi seperti sedikit nasi dengan lauk sepotong tahu ditambah selembar sayur sawi beserta sebutir pisang. Kecurigaan masyarakat yang mulai dari pemerintah tak mau rugi, tak ada makan siang gratis, ada lagi yang berkomentar bahwa dari atas dana turun 100% hingga bawah tinggal 10 % ada lagi yang justru mengaitkan antara naiknya PPN dengan makan siang gratis seperti anaknya diberi makan siang gratis namun orang tuanya dipungut beban pajak yang mencekik, jika dihitung untung dan rugi tetap rakyat kecil yang rugi dan begitu sebaliknya penguasa tetap yang untung.

Kedua persoalan yang menjadi polemik masyarakat saat ini baik di dunia maya maupun di dunia nyata  benar adanya sebab dari PPN sendiri meskipun pemerintah meyakinkan bahwa PPN 12% hanya untuk barang mewah, fakta di lapangan harga-harga barang lain tetap naik. Ini terkait ketidakjelasan di awal akan barang yang akan terkena PPN 12% sehingga penjual memasukan PPN 12% pada semua jenis barang. Ketika harga sudah naik, tak bisa dikoreksi meski aturan menyebutkan kenaikan PPN hanya untuk barang mewah saja.

Negara nampak berusaha untuk cuci tangan dengan didukung media partisipan. Serta menyebutkan berbagai program bantuan yang diklaim untuk meringankan hidup rakyat salah satunya makan siang gratis bergizi. Negara memaksakan kebijakan dengan membuat narasi seolah berpihak kepada rakyat, namun sejatinya abai terhadap penderitaan rakyat. Sungguh kebijakan ini sebenarnya justru akan lebih menguatkan profil penguasa yang  populis otoriter. Dan semakin menunjukkan dan membuka mata masyarakat bahwa dalam segala hal di sistem kapitalis sekuler hanya memperhitungkan untung dan rugi. Tidak pernah ada yang disebut peduli terhadap kesejahteraan rakyat.

Maka campakkan sistem sekuler kapitalisme ini dan mari kita melirik pada sistem Islam yang telah terbukti selama berpuluh-puluh tahun mampu mensejahterakan rakyatnya. Sebab dalam sistem Islam mewajibkan penguasa sebagai raa'in yang mengurus rakyat sesuai dengan aturan Islam, dan tidak menimbulkan antipati pada rakyat dan tidak membuat rakyat menderita.

Islam mewajibkan penguasa hanya menerapkan aturan Islam saja. Dan Allah mengancam penguasa yang melanggar aturan Allah dalam banyak dalil seperti:

QS. An-Nisa: 168

Allah SWT tidak akan mengampuni dan menunjukkan jalan lurus kepada orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman.

QS. Asy-Syura: 42

Allah SWT mengancam orang-orang yang menzalimi manusia dan melampaui batas di bumi tanpa mengindahkan kebenaran dengan azab yang amat pedih.

QS. Ibrahim: 42

Allah SWT menangguhkan siksa atas para pelaku kezaliman di hari akhirat.

HR. Bukhari dan Muslim

Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seseorang diamanahi pemimpin suatu kaum kemudian ia meninggal dalam keadaan curang terhadap rakyatnya, maka diharamkan baginya surga".

HR. Muslim

Rasulullah SAW bersabda, "Ya Allah, siapa yang mengemban tugas mengurusi umatku kemudian dia menyusahkan mereka, maka susahkanlah dia".

HR. Ahmad

Rasulullah SAW bersabda, "Siapapun pemimpin yang menipu rakyatnya, maka tempatnya di neraka".

HR. Tirmidzi

Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh, manusia yang paling dicintai Allah pada Hari Kiamat dan paling dekat kedudukannya di sisi Allah ialah pemimpin yang adil".

Semua dalil diatas adalah ancaman terhadap para penguasa yang tidak menerapkan syariat islam sebab tanpa syariat Islam pasti kezaliman terjadi dan kesengsaraan di dunia akan dirasakan oleh rakyat terutama kalangan menengah kebawah.  Ingat, Syariat Islam diturunkan kepada umat manusia agar menjadi petunjuk dan rahmat terhadap semesta alam (Rahmatan lil Alamin), sehingga dengan menjalankan syariat Islam yang telah ditunjukkan Allah dan Rasulnya maka niscaya manusia akan hidup tentram didunia dan diakhirat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun