Mohon tunggu...
Pitoresmi Pujiningsih
Pitoresmi Pujiningsih Mohon Tunggu... -

In Caffeine We Trust!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Karena Memaksa adalah Kejahatan!

20 Maret 2013   18:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:28 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Video ini aneh karena bisa bikin emosi saya campur-aduk sampai mirip muntahan kucing. Ya gimana nggak? Ide kampanye pencegahan perdagangan perempuan di Eropa terjewantahkan dengan teramat sangat keren di situ. Tapi menit ke-1.24 saya hampir menangis. Miris.

Saya nggak menutup mata. Beberapa hal yang sulit dilakukan memang ada: ngarep, menyuarakan pendapat berbeda, merebut apa yang menjadi hak, dan membantu yang kesusahan. Sulit, tapi nggak mustahil.

Dan suatu hari saya ketanggor tulisan seorang emak-emak bule funky berputra dua. Namanya Magda Pecsenye. Kamu bisa longok twitternya di @AskMoxie. Dia menulis surat untuk para permata hati dengan bahasa sederhana namun pikiran aduhai terbuka. Saya takjub. Bukan karena dia bule, bukan karena dia tinggal di Ann Arbor, Michigan, Amrik. Tapi karena dia berusaha mencegah anak-anaknya menyumbang masalah terbesar dalam peradaban manusia: pelecehan hingga perkosaan pada perempuan. Ini saya terjemahkan buat kamu yang terkendala bahasa tapi penasaran pengen tahu, seizin Magda:

Kepada putra-putraku tersayang,

Mungkin teman kalian mengalami banyak hal mengerikan dan pelakunya juga mungkin salah satu teman main yang lain. Dan kalian sudah besar sekarang, sudah umur 11 dan 8, dan kejadian yang membuat Ibu menulis surat ini barangkali belum pernah kalian dengar. Tapi kejadian-kejadian semacam ini terus terjadi setiap saat. Iya. Menyedihkan. Jadi, rasanya Ibu perlu bicara ke kalian.

Pertama, kita pernah membahas bagaimana istimewanya tubuh kita, dan kitalah, si pemilik tubuh, yang berhak memutuskan mau ngapain dengan tubuh ini. Ibu nggak pernah mencekoki kalian dengan apapun yang kalian nggak mau, atau memaksa kalian menyentuh siapapun yang nggak ingin kalian sentuh, atau memaksa kalian ngobrol ke orang yang kalian nggak suka. Itu karena Ibu ingin kalian paham bahwa batasan pribadi ada di tangan kalian sendiri. Kita sudah belajar sun jauh, belajar menunjukkan perasaan pada orang yang disukai tanpa harus menyentuh kulit. Kita juga sudah belajar “tos” jika kalian hanya ingin bersentuhan tangan dengan seseorang. Kita sudah sering membahas untuk nggak membiarkan orang-orang menyalah-nyalahkan apa yang kalian inginkan, atau mendengarkan orang-orang sok tahu yang merasa lebih paham apa yang baik untuk kalian. Dan kalian juga harus, HARUS, selalu ngomong ke Ayah, Nenek, atau Ibu jika ada orang yang membuat kalian nggak nyaman.

Kita juga sering banget, kan, ngobrolin tentang sentuhan? Kalau ingin menyentuh, kita harus yakin orang itu mau disentuh. Jadi, jika kalian mau menyentuh dan orangnya bilang “NGGAK!” atau “JANGAN!” kalian harus berhenti saat itu juga (termasuk bercanda, pura-pura meninju lengan kakak atau adik). Dan bahkan jika orang itu nggak bilang “NGGAK” atau “JANGAN”, kalian harus perhatikan, dia senang nggak disentuh? Ngerti, kan, kadang-kadang kalian sendiri suka dikelitikin dan kadang-kadang nggak mau? Nah, semua orang juga begitu. Jadi, misalnya teman kalian suka dikelitikin kemarin, belum tentu hari ini masih mau dikelitikin. Atau disentuh dengan cara apapun.

Sekarang Ibu mau bicara tentang seks. Ibu tahu kalian sudah paham “cara kerja” hubungan seksual karena kita sudah membahasnya sejak kalian kecil, sejak kalian belum bisa membaca. Dan kalian juga sudah tahu tentang sperma dan sel telur dan penis dan vagina dan vulva dan orgasme dan kondom dan semua hal yang berkaitan dengan kata-kata tersebut. Ibu juga sudah bilang rasanya menyenangkan dan kalian sepertinya nggak percaya, tapi ya kalian toh yakin sama Ibu. Namun satu hal yang Ibu nggak bilang ke kalian adalah: rasanya luar biasa ketika kalian melakukannya dengan orang yang juga ingin melakukannya dengan kalian. Seperti… mengudap keripik kentang diteruskan dengan makan es krim, seperti marathon nonton Naruto, atau dua hari berturut-turut berenang di pantai. Kalian tahu kan bagaimana senangnya Ibu punya sepatu baru? Nah, seperti itu, tapi 500 kalinya. TAPI itu hanya terjadi jika kalian melakukannya bersama orang yang benar-benar senang dan meminta kalian melakukannya lagi.

Ini yang Ibu maksud agar kalian menunggu. Ibu ingin kalian bisa menahan diri dan melakukan hubungan seksual sampai orang dekat kalian memintanya. Mungkin mereka akan berkata betapa mereka butuh kalian, mereka nggak sabar menunggu, dan mereka ingin sekali. Mereka akan memanggil nama kalian dan memintanya.

Namun jika suatu hari kalian berada di situasi itu tapi kalian nggak mau, jangan lakukan. Dan jika kalian berada di situasi ingin sekali berhubungan seksual tapi pasangan kalian nggak minta, jangan lakukan. Seks itu menyenangkan HANYA jika kedua orang yang melakukannya memang menginginkannya. Jika tidak, akan ada pihak yang terluka. Roman-romanan sudah cukup aneh tanpa harus ada hati yang tergores, asal kalian tahu kapan harus berhenti (dan Ibu tahu kalian akan selalu bisa berhenti—karena itulah manusia punya ibu jari yang menghadap terbalik).

Surat ini hampir selesai, tapi yang selanjutnya ini yang super-duper penting: nggak semua orang diajarkan semua hal yang telah kita bicarakan. Kalian akan bertemu orang lain, dan kemungkinan besar akan berteman dengan mereka. Orang-orang ini mungkin akan berpikir, oh, nggak papa kok begitu-begini ke orang lain, dan mungkin orang lain itu terluka dan mereka nggak peduli. Salah satunya ya tentang seks. Ibu tahu, suatu hari nanti kalian akan dengar teman kalian yang cowok-cowok bicara tentang cewek-cewek, atau tentang cowok-cowok juga. Itu artinya mereka nggak punya perhatian ke cewek-cewek tersebut, nggak peduli pada perasaan dan tubuh perempuan. Jika kalian keberatan, Ibu ingin kalian ambil tindakan. Kalian bisa bilang, “Sob, kelakuan lu nggak asik, tauk!” atau semacamnya, asalkan orang yang sudah berkata kasar atau jahat itu tahu bahwa tindakannya nggak pantas. Kalian harus ingat: semua orang ingin diterima. Jika kalian bisa mengambil alih suasana di ruangan dan bilang kalau ngomong yang jelek-jelek tentang orang lain itu nggak asik, mereka pasti akan berhenti supaya nggak terlihat bodoh.

Kita pernah bicara bahwa kita adalah orang-orang yang suka menolong, yang memberi bantuan saat ada masalah atau ada orang kesusahan. Kalian ingat, kan? Suatu hari nanti kalian akan punya kesempatan itu. Karena cowok-cowok yang ngomongin hal-hal nggak asik tentang cewek kemungkinan akan melakukan hal-hal jahat terhadap perempuan. Jika kalian kebetulan berada dalam situasi dimana ada lelaki yang menyakiti perempuan, atau menyentuh perempuan dan perempuannya nggak suka, kalian harus bertindak. Jika si perempuan sedang tidur atau mabuk atau pingsan atau dicekoki obat dan nggak bisa bilang “NGGAK”, kalian harus bertindak. Ingat, bersentuhan pun tidak menyenangkan kecuali dua orang memang mau melakukannya. Apalagi memaksa berhubungan seksual. Jika si perempuan nggak bisa ngomong bukan berarti dia menginginkannya. Jika si perempuan nggak bilang secara jelas dia ingin disentuh, maka menyentuhnya adalah tindakan yang salah.

Dan begini caranya bertindak:

1. Jika dirasa aman untuk kalian ngomong, ngomonglah. Suara kalian harus kuat dan bernada perintah. Bilang pada si lelaki bahwa kelakuannya itu salah, dan pastikan dia mengerti apa yang kalian katakan, bahwa tindakannya nggak asik, dan dia itu bangsat (maafkan, Ibu mengumpat. Tapi jika kalian ada dalam situasi ini, kalian juga akan mengumpat). Bantu si perempuan pergi dari situ, cari tempat aman, lalu hubungi keluarganya (bahkan jika si perempuan takut dimarahi ortunya, tetap hubungi keluarganya. Jika orang tuanya marah, hubungi Ibu. Biar Ibu yang bicara.)

2. Jika kondisinya tidak aman untuk mengatakan apapun, pergi dari tempat itu secara diam-diam dan hubungi Ibu. Ibu nggak peduli meskipun kalian berada di tempat yang nggak seharusnya, atau kalian ternyata di situ padahal pamitnya pergi ke mana, atau di Kanada, atau di mana lah yang kemungkinan bakal bikin kalian bermasalah. Kalian akan dapat kekebalan jika menghubungi Ibu untuk minta bantuan. Telepon genggam Ibu selalu menyala, dan nggak masalah mau siang, malam, dini hari, atau kapan pun kalian menghubungi. Jika Ibu nggak langsung angkat, hubungi Ayah. Aturan kekebalan juga berlaku untuk Ayah. Hubungi salah satu dari kami dan sebutkan di mana kalian berada dan kami akan datang membantu. Lalu tutup telponnya, kemudian hubungi polisi. Sebutkan alamatnya dan jelaskan bahwa ada penyerangan sedang terjadi. Polisi mungkin akan minta kalian untuk tidak menutup telepon sampai mereka datang.

3. Bahkan jika kalian nggak suka dengan kelakuan si cewek itu, bertindaklah. Meskipun dia jahat, atau sombong, atau orang-orang bilang dia melakukan hal-hal yang menurut kalian menjijikkan, bertindaklah. Apapun yang telah dilakukan perempuan itu, nggak ada seorangpun yang berhak menyakitinya. Jika kalian bertindak saat itu juga, besoknya nggak papa kalau kalian mau benci dia lagi. Jika kalian nggak bertindak, yaaa… apa bedanya kalian dengan pecundang-pecundang yang menyakitinya? Kalian tahu diri kalian sesungguhnya. Bertindaklah!

4. Nggak usah khawatir akan dibenci seluruh dunia jika kalian menghentikan anak keren berbuat jahat. Kalau kalian menghentikan seseorang agar tidak menyakiti orang lain, kalian adalah pahlawan. Di situasi inilah kalian dibutuhkan. Dan jika ada orang yang nggak suka dengan tindakan kalian, peduli setan. Ayah dan Ibu akan melakukan semua hal semampu kami supaya orang-orang yang nggak suka kalian jadi pahlawan itu menjauh dan tutup mulut. Kita sudah lama melatih semua ini, menjadi orang yang selalu siap sedia menolong. Ingat, kan, waktu kita ada di tengah orang tusuk-tusukan di stasiun kereta bawah tanah dan kita membantu seorang ibu dan anaknya pergi dari situ? Ingat, kan, waktu kita membantu salah seorang teman Ibu dari suaminya yang jahat? Ingat, kan, saat-saat yang kita habiskan di taman bermain, memotret orang-orang aneh yang memandangi anak-anak kecil dengan tatapan aneh? Kita telah berlatih untuk bertindak dan membantu orang lain. Kalian bisa melakukannya. Ibu tahu kalian bisa.

Ibu sayang kalian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun