Seperti hari ini. Mereka pun melakukan hal yang sungguh menyakitkan hatiku. Jadwal piketku adalah hari kamis, saat ini baru hari selasa, tetapi mereka memberiku tugas piket dan membebankan semuanya Padaku. Â
"Unung, kamu piket hari ini, kalau kamu gak piket, tasmu kami sita" ujar teman kelasku dengan galaknya.
Belum sempat aku menjawab, beberapa teman kelas sudah merebut tasku dan melempar sapu didepanku. Aku, tanpa mampu menolak mengerjakan semua perintah teman-temanku.
Sering sekali teman-temanku memerlakukanku tidak manusiawi, membuat hatiku semakin sakit. Rasanya aku ingin memporak-porandakan isi dunia ini, agar semua musnah bersama penderitaanku. Tetapi apalah dayaku, tangan mungil ini tak sanggup menjamah apa pun. Bisaku hanya menangis. Memanggil ibuku dalam tangisku yang sering tak berkesudahan. Hingga kadang aku lupa bahwa aku masih di kelas sedang pelajaran, saat-saat seoertinitu aku pun pamit ke ruang UKS untuk menumpahkan airmataku.
Hingga pada suatu hari aku tidak mampu bertahan. Kepalaku sakit sekali, aku pamit pada ketua kelas, saat itu jam pelajaran sedang kosong untuk ke ruang UKS. Aku menangis hingga tertidur, sampai jam sekolah berakhir. Ketika aku terbangun sekolah sudah sepi, aku kembali ke kelas ternyata semua sudah pulang. Aku merasa sangat kesepian dan sendirian. Tak ingin pulang dan rasaku mati, aku menjatuhkan tubuhku hingga tidak kurasakan sakit lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H