Mohon tunggu...
Gendis Pambayun
Gendis Pambayun Mohon Tunggu... Wiraswasta - Cuma peramai dunia

Sekedar mengekspresikan suara hati dan berbagi cerita tentang apa saja.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketika Rasaku Mati (Cerita Untuk Anak)

20 Januari 2020   04:30 Diperbarui: 20 Januari 2020   10:53 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Seperti hari ini. Mereka pun melakukan hal yang sungguh menyakitkan hatiku. Jadwal piketku adalah hari kamis, saat ini baru hari selasa, tetapi mereka memberiku tugas piket dan membebankan semuanya Padaku.  


"Unung, kamu piket hari ini, kalau kamu gak piket, tasmu kami sita" ujar teman kelasku dengan galaknya.


Belum sempat aku menjawab, beberapa teman kelas sudah merebut tasku dan melempar sapu didepanku. Aku, tanpa mampu menolak mengerjakan semua perintah teman-temanku.
Sering sekali teman-temanku memerlakukanku tidak manusiawi, membuat hatiku semakin sakit. Rasanya aku ingin memporak-porandakan isi dunia ini, agar semua musnah bersama penderitaanku. Tetapi apalah dayaku, tangan mungil ini tak sanggup menjamah apa pun. Bisaku hanya menangis. Memanggil ibuku dalam tangisku yang sering tak berkesudahan. Hingga kadang aku lupa bahwa aku masih di kelas sedang pelajaran, saat-saat seoertinitu aku pun pamit ke ruang UKS untuk menumpahkan airmataku.


Hingga pada suatu hari aku tidak mampu bertahan. Kepalaku sakit sekali, aku pamit pada ketua kelas, saat itu jam pelajaran sedang kosong untuk ke ruang UKS. Aku menangis hingga tertidur, sampai jam sekolah berakhir. Ketika aku terbangun sekolah sudah sepi, aku kembali ke kelas ternyata semua sudah pulang. Aku merasa sangat kesepian dan sendirian. Tak ingin pulang dan rasaku mati, aku menjatuhkan tubuhku hingga tidak kurasakan sakit lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun