Usai beberapa hari terakhir menjadi buah bibir karena dilibatkan sebagai salah satu relawan untuk korban bencana alam sekaligus menjual akun Instagram, Awkarin yang bernama asli Karin Novilda akhirnya angkat bicara pada hari Minggu (28/10/2018) dalam acara Milenial Fest dengan seorang relawan dokter dan dia juga menjelaskan semua pengalamannya selama berperan sebagai relawan di Kota Palu di depan pemuda yang hadir.
"Selama jadi relawan di Kota Palu itu bukan kegiatan sosial yang aku lakukan pertama kali. Tapi pengalaman tersebut adalah profesi pertama kalinya yang aku kerjakan sebagai relawan untuk korban bencana," tutur Awkarin.
Awkarin juga mengatakan bahwa dia sebelumnya telah menggalang dana melalui platform bernama KitaBisa, sedangkan dia menjelaskan jumlah rinciannya yang mencapai Rp.200 juta sebelum bertolak ke Kota Palu.
"Aku juga pengen bertanggung jawab dalam menyampaikan hasil donasi dari semua donatur yang berpartisipasi supaya bisa diberikan langsung untuk korban di sana," ujarnya.
Dilansir melalui Kumparan bahwa Awkarin mencoba untuk mencari sebuah komunitas yang dapat memberangkatkan dia sebagai seorang relawan ke Kota Palu. Dia akhirnya berhasil diterima salah satu organisasi yang bernama Sekolah Relawan kala itu.
"Tapi kami enggak akan bisa memperlakukan kamu sebagai aktiris, selebgram dan lainnya," ucap Awkarin yang spontan menirukan jawaban dari pihak Sekolah Relawan.
"Aku sama sekali enggak berharap seperti itu karena di sini harus bekerja sebagai seorang relawan dan aku juga enggak mau harus ditempatkan di hotel dan aslinya enggak ingin diketahui siapapun," tambah Awkarin.
Awkarin juga mengatakan bahwa dia tiba di Kota Palu dan Donggala pada tanggal 16 hingga 18 Oktober lalu dan sebagai saksi atas beberapa kejadian memilukan yang berasal dari tsunami maupun bencana alam di kawasan tersebut yang berhasil dikutip melalui Kumparan.
"Mereka telah kehilangan semuanya yang dimilikinya dan mereka harus rela kehilangan mata pencaharian, rumah dan dari hal itu kita semua harus menolong mereka sebagai korban," tegasnya.
Dia juga tak kuasa menahan tangis saat menjelaskan dirinya melihat sebuah tulisan yang dilihat di lokasi pasca gempa.
"Aku lihat beberapa tulisan seperti 'istana saya sudah menjadi gubuk'," lanjutnya sambil menangis.
"Jadi intinya adalah kalau kalian ke sana itu harus tahu bahwa Donggala udah enggak layak sama sekali dan sangat enggak layak menjadi tempat tinggal," katanya masih menangis yang diiringi suara tepuk tangan haru dari peserta di acara itu.
Awkarin diketahui tengah menggalang donasi untuk meringankan beban korban di Kota Palu dan Donggala saat ini.
"Aku mengajak semua pemuda supaya bisa memberikan santunan melalui donasi dalam momen Sumpah Pemuda ini," tutup Awkarin usai acara tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H