Sudah berapa tahun yaaa tidak berkunjung ke Pasar Baru?
Kangen juga...apa kabarnya kini?
Baiklah, kita Jalan-Jalan ke Pasar Baru ya Sabtu ini, naik commuter line dari Serpong menuju stasiun Kebayoran dan lanjut dengan Trans Jakarta... siappp.
Salam perjalanan, jadi teringat, dulu, saat masih kuliah...kalau ada waktu tunggu yang cukup lama, kami akan naik Bus Kota, dulu nomor 12, dari Benhil ke Pasar Baru. Jalan-jalan, keliling, makan mie dan minum es kelapa yang di jual berjejer dengan berbagai rasa minuman segar lainnya di kotak-kotak berwarna hijau yang dijajakan di depan toko-toko yang ada di sana.
Nah... akhirnya sampai juga di Pasar Baru...
Sekarang rasanya lebih sedikit pedagang kaki lima yang berdagang di jalanan di pinggir kali. Dulu ramai sekali, mau jalan aja susah...
Wah... kangen keramaian itu ...
Baru masuk jajaran toko, disambut dengan toko guitar yang menjual aneka rupa gitar, kecil maupun besar.
Wah...banyak sekali ya gitarnya, beraneka jenis dan ukurannya.
Lanjut berjalan santai menyusuri deretan toko yang di masanya dulu penuh dengan orang berjejal mencari barang.
Sekarang, ada yang masih buka, ada yang berganti rupa, ada pula yang tutup dan terpajang tulisan, 'disewakan'.
Nah...kami memutuskan untuk makan siang lebih awal dan menikmati mie ayam yang ada di gang kelinci.
Tenang, meskipun ramai pengunjung. Nyaman rasanya saat duduk dan mulai memesan dari daftar menu kertas yang disajikan.
Tak lama kemudian, mumculah pesanan kami, mie ayam special (ayam jamur) dan es jeruk, tak lupa es teh.
Kami menyantapnya perlahan, dan menikmati suasana tenang, meskipun pengunjung boleh dibilang penuh.
Setelah selesai makan siang, kamipun bersiap melanjutkan jalan-jalan Sabtu ini, akhir pekan di Pasar Baru.
Baru keluar dari rumah makan, tampak beberapa pedagang penganan. Kami langsung menuju Penjual es posting, dan memesan, es kacang ijo, es apulkat dan es sirsak, enak sekali menikmati es potong jadul seharga lima ribu rupiah ini.
Selesai menikmati es potong, kamipun tergoda dengan penganan tradisional lainnya, kue pancong. Walhasil, jajan lagi, kami mencoba membeli satu Pak, yang dijual seharga duapuluh ribu rupiah.
Kamiasih melanjutkan perjalanan menuju Metro Pasar Baru yang dipenuhi dengan penjual peralatan salon, pernak-pernik dan asesoris yang cantik dan menarik.
Akhirnya, tak terasa, hari menjelang sore, kaki pun mulai mengajak istirahat, kamipun memutuskan untuk segera bersiap pulang.
Keluar dari Pasar Baru, jajaran bajaj berwarna biru berderet manis.
Ah...Pasar Baru, meskipun tak seramai dulu, tetap memberikan warna untuk kami. Terimakasih...
Matur nuwun Gusti 🙏