Mohon tunggu...
Gendhis Kayana
Gendhis Kayana Mohon Tunggu... Lainnya - Alam, kopi, buku, budaya, kiddos

Bersyukur untuk setiap anugerah Mu

Selanjutnya

Tutup

Diary

Rantangan

30 September 2023   20:08 Diperbarui: 30 September 2023   20:13 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak sengaja dalam salah satu perjalanan ke kantor, saya melihat pemandangan ini...rantang berjejer-jejer...

Wow...rasanya sudah lama sekali saya tidak melihat ini.

Kenangan saya melayang ke masa-masa kuliah dulu, mungkin sekitar tigapuluh tahun yang lalu...saat saya kuliah di Atmajaya dan kost di daerah Benhil, Bendungan Hilir.

Nah...rantangan ini adalah salah satu alternatif makanan kami sehari-hari, selain beli langsung makanan di kantin-kantin atau warung yang ada di sekitar tempat kost kami.

Bagi kami yang memilih untuk mungkin ikut mengambil catering atau rantangan ini, maka tiap hari kami akan selalu menantikan kedatangannya dan selalu penasaran, apa ya isinya...apa ya yang akan jadi menu makan siang dan makan malam kami.

Jaman dulu...oh..saat itu... komunikasi dan pemasaran belumlah secanggih sekarang, rasanya 'word of mouth' dan 'hubungan' lebih menjadi penentu, rantangan mana yang akan kami pilih.

Melihat tumpukan rantangan ini, tak sengaja berpikir, mungkin sekarang musim lagi model catering seperti ini, di tengah ramainya pesanan makanan online, ternyata cara catering dengan rantang ini masih mempunyai pasarnya sendiri.

Menarik sekali...memang mungkin bila kita sedikit ikut berhitung, rasanya cukup menguntungkan kedua belah pihak, baik prngusaha rantangan maupun pelanggan rantangan ini, terutama dari sisi biaya investasi rantangnya, bila dibandingkan dengan penggunaan model tempat makan sekali pakai ataupun rantang yang terbuat dari bahan stainless steel.

Rantangan model ini biasanya menyasar  dan dapat dipilih oleh anak kost, pegawai kantor, pabrik,  keluarga muda ataupun rumagtangga yang suami istri bekerja dan tidak ada yang dapat memasak.

Seorang Tante saya dulu sekali pernah bekerja sama dengan temannya dan pernah mendapat kesempatan memasok sebuah pabrik. Beliau dulu bercerita, capek sekali, karena dari pagi-pagi buts sudah harus menyiapkan segalanya. Meskipun demikian, bila kita bertekun, hasil ya lumayan.

Kini... Di tengah perkembangan jaman, mungkin rantangan ini juga bisa menjadi satu alternatif yang bisa dipertimbangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun