Hampir seperti rumah pohon ya dari kejauhan...
Kami tiba sekitar pukul dua siang. panas terik seharusnya, namun adem nyaman di dalam tanpa AC, ataupun pendingin ruangan.
Wah.. naik turun.. pohon nya gede-gede, pemandangannya asik...kursi-kursi yang tersedia posisinya menarik-menarik, semacam kita nangkring di loteng rumah atau di atas pohon.
Upppsss... kami nyaris tidak kebagian tempat duduk... penuh saudara-saudara...
Beruntung masih ada satu meja yang tersedia dekat kasir. Kami duduk di dalam rumah jadinya... dan bisa menikmati pajangan berbagai karya kreatif yang menghiasi dinding dan atap rumah makan unik ini.
Bayangkan peleg ban juga bisa jadi lampu antik dan menarik...
Sajian berbagai wedang, gorengan dan makanan berat maupun per kripikan, tersedia dengan harga yang terjangkau.
Ini seperti angkringan gitu ...di tengah kota, namun nangkring di paduan  pohon dan rumah.
Wah... kami jadi asik banget ngobrolnya ditemani wedang uwuh dan singkong goreng...
Dalam waktu kami ngopi dan ngobrol bareng ini, saya berkesempatan sedikit mengamati April, sudah berubah dia, bukan lagi gadis muda yang manja, kenes seperti tujuh tahun yang lalu.
Masih ceria, lincah, namun kini lebih tegas, mandiri dan diplomatis... aha...