Pandemi juga membuat saya belajar banyak hal.... belajar lebih sabar, lebih menghargai setiap kesempatan yang ada, lebih banyak bersyukur.
Pandemi membawa saya bertemu dengan Kompasiana, bertemu dengan Sahabat Kompasianer, mendapatkan wawasan dan pengalaman baru.
Ayah saya, waktu di Madiun, adalah pelanggan setia Koran Kompas dan majalah Intisari, mungkin sejak saya belum bisa membaca, dari agen TB. Widodo. Setelah saya lancar membaca, saya pun dilanggankan juga, Bobo dan Hai, dan berbagai buku dan majalah lainnya. Saya ingat sekali, Mama pernah marah karena hal ini, mereka berdua berbeda pendapat dalam hal satu ini. Ayah saya mencetak tiga anak yang semuanya suka sekali membaca, karena dari kecil selalu disediakan buku bacaan bermutu. (Yaaa ampunnn..., saya baru sadar saat menulis tulisan ini!)
Siapa yang mengira, hari ini saya bisa ikut-ikutan menulis seperti ini. Mungkin suatu hari saya akan menunjukkan tulisan ini ke Papa. Sampai sekarang ayah masih suka beli Koran Kompas kalau kita pergi bersama, herannya, bisa aja menemukan tukang korannya...
Wahhh maaf...jadi ngelantur..
Natal tahun ini menjadi sangat bermakna bagi kami saat kami bisa berkumpul kembali baik di tempat ibadah, di komunitas, maupun di keluarga.
Setelah sekian lama, tahun ini keluarga besar, memilih untuk kami masing-masing membawa satu jenis masakan dari rumah masing-masing dan kami lesehan bersama di rumah, makan bersama, foto bersama, ngobrol 'ngalor - ngidul' (ngobrol kesana kemari).
Terima kasih Kompasiana untuk topik pilihan yang telah membuat saya menulis refleksi ini.
Matur nuwun Gusti 🙏
Serpong, 26 Desember 2022