Mohon tunggu...
Gendhis Kayana
Gendhis Kayana Mohon Tunggu... Lainnya - Alam, kopi, buku, budaya, kiddos

Bersyukur untuk setiap anugerah Mu

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Surat untuk Kartini

1 Juni 2022   06:46 Diperbarui: 1 Oktober 2022   04:30 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terbiasa instan dan terburu, salah satu produk jaman ini yang juga melekat padaku. Sudah paruh baya aku, begitu kata sang waktu, namun aku masih selalu merasa milenial…ha..ha..ha…


Bisa Ibu…kita sekarang bisa menggunakan sepatu tumit tinggi ataupun sepatu sport yang trendy masa kini. Kekinian.
Pun berkebaya, kini banyak pula variasinya. Untuk sehari-hari aku bisa menggunakan kebaya model kutubaru kain jumputan merah, celana jeans biru tua dan sepatu model sneakers, duh asiknya…

Aku baru berjumpa, perempuan muda, baru lulus dari salah satu perguruan tinggi negeri  terbaik di negeri ini yang ada di Bandung, kaget aku dengan jurusan yang diambilnya, aerospace technology.  Aku mengenalnya sejak ia masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Ia seorang penderita penyakit lupus. Saat itu, duapuluh tahun yang lalu, tak akan ada yang menyangka, dia akan punya kehidupan seperti saat ini. 

Adalah ibunya yang begitu tekun tak kenal lelah mencarikan buku bacaan dan mendidiknya, mendampinginya, memberinya kesempatan mengembangkan diri di berbagai bidang, seiring dengan pengobatannya.


Kini ia tumbuh dewasa, cantik cerdas mempesona dengan segudang ilmu dan bakatnya. Pandai menyanyi dan bermain musik, dan sangat bisa menikmati hidup dan bahkan memberikan semangat dan kehidupan pada banyak teman-temannya karena keceriaan dan semangatnya.
Ah…aku jadi ingin bercerita tentang banyak hal…mungkin lain waktu ya…
Banyak cerita menarik di negeri ini yang ingin kubagi.

Aku kirim dulu surat ini

Semangat Kartini
Mengenangmu adalah suatu rindu yang selalu baru
Baru selalu karena semangatmu yang selalu menderu
Menderu, melaju, maju seiring dengan laju jamanku

Jaman yang baru, yang sungguh berbeda, Ibu…
Jaman yang baru, namun masih menyisakan ragu untukku, Ibu…
Jaman yang baru, yang bahkan dapat membalik segala sesuatu, Ibu…

Ibu…, banyak dari mimpimu yang sekarang aku bisa nikmati
Ibu…, banyak dari nasihatmu yang kini bisa aku pahami,
Ibu…, banyak dari pikiranmu yang herannya masih terkini,

Kini, perempuan dapat bebas belajar dan berkarya, maju
Kini, perempuan dapat menjadi pemimpin berbagai ‘perahu’, laju
Kini, perempuan dapat menjadi penemu, juga terbang ke angkasa, biru

Namun Ibu, banyak juga yang memilih malu, membisu
Namun Ibu, ada pula yang galau lupa kodrat, palsu
Namun Ibu, ada pula yang tersapu jaman, diam, kelu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun