Jadwal semula akhir pekan ini sebetulnya adalah jalan-jalan ke PIK (Pantai Indah Kapuk), ingin melihat secara langsung ke - wow -an yang sudah kami nikmati  dari photo-photo yang beredar di media sosial.
Namun akhirnya  kami membatalkannya dan memilih di rumah saja.
Tidak mudah mengerem kembali keinginan jalan-jalan, dan malah  kembali harus memperketat prokes, harus kembali -  saling mengingatkan.
Tanpa diduga, sepupu yang manten baru, memberikan kabar bahwa mereka akan datang berkunjung dan mengenalkan istrinya secara langsung, karena kami  semua sepupu selama ini belum pernah bertemu langsung.
Dulu bila akan ada tamu, saya akan pagi-pagi ke pasar, cari jajanan pasar untuk suguhan dan menyiapkan aqua gelas plus stroop.
Kini saya tenang-tenang saja di rumah, dan pagi-pagi duduk manis memilih belanja online paket promo kopi kekinian lengkap dengan roti kekinian yang penuh cerita untuk pasangan milenial yang akan berkunjung.
Setelah hampir dua setengah tahun tidak bertemu, dan juga jarang kontak, kami jadi banyak topik untuk dibahas, dan beberapa topik, membuat saya melongo, wow...
Jaman... rupanya benar-benar telah berubah. Topik dari tidak mau jadi sandwich generation sampai rencana mereka untuk buka toko online sendiri.
Dan bagaimana teman-temannya di kantor yang usianya sudah 55 tahun namun sebetulnya masih sangat produktif dan semangat, mau tidak mau mengikuti aturan  usia pensiun, dan bagaimana mereka yang jauh lebih muda justru ingin pensiun dini dan segera usaha sendiri, meskipun resikonya sangat tinggi, karena ingin memiliki apa yang sekarang sedang tren, kebebasan waktu dan kebebasan keuangan.
Mengalir begitu saja, saya membagikan salah satu topik dari podcast Professor Rhenald Kasali, tentang Cashless dan Useless Generation.
Mereka kaget karena baru dengar istilah tersebut, yang sebetulnya terjadi karena di masa kini dan yang akan datang, akan banyak sekali proses kerja yang dikerjakan dengan memanfaatkan artificial intelligence.