Apabila mencintaimu harus dengan memuji-mujimu
Menceritakan kelebihan-kelebihanmu padamu
Maka apalah bedanya aku dengan cermin
Aku tak mau jadi cermin
Aku mau jadi yang nyata dihadapmu
Bukannya sebuah bayangan semu
Aku mau menjadi lawanmu
Pengisi kekosongan hidup oleh satu garis lurus
Yang mengancam segala perbedaan
Jika mencintaimu dengan cara bersenang-senang
Bercerita tentang biru lanit dan bunga-bunga bermekaran
Atau sungai-sungai yang mengalir tenang berkilauan membias surya
Maka apalah bedanya dengan dongeng sebelum tidur
Dunia ini keras untuk mereka yang lunak
Dan baik-baik saja bagi mereka yang menutup mata
Setiap hari berpucuk-pucuk senjata dicipta
Setiap saat pucuk-pucuk senjata membidik
Aku tak mau menjadi dongeng yang indah
Yang kamu lupa setelah pagi tiba
Aku adalah ancaman yang membuatmu selalu siap
Membuatmu selalu waspada
Membuatmu selalu bertahan untuk terus hidup
Segala perhitungan waktu dicipta untuk mengingat menghitung
Setiap jam adalah perhitungan
Sejauh mana kita bisa bertahan
Manisku, tantang aku dengan berani
Yk, 2 april 2019
Â
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H