Lama tidak melongok kompasiana.... akhirnya kubuka kompasiana pagi ini. Membaca tulisan teman-teman kompasioner lalu membuka dashboard, melakukan aktifitas sebagai kompasioner yang tidak aktif... hehee.... Setelah itu mulai berfikir....mau nulis apa yaa...??
Kemarin saya sempat menulis note mengenai plagiat, alias meniru tetapi bukan disini. Masih tersisa pikiran mengenai hal itu di benak saya. Saya bertanya-tanya... "mengapa kita tidak berusaha menjadi diri sendiri...? atau mengapa kita tidak sebaiknya suka menjadi diri sendiri...? " Dikehidupan sehari-hari dalam masyarakat kita, coba saja perhatikan apa yang terjadi....? Segala macam aspek dan segi dalam kehidupan yang ada di tengah masyarakat atau bahkan ditengah bangsa ini tak lepas dari perbuatan meniru orang lain. Mulai berjualan makanan, pakaian, bisnis, perilaku, hingga ide, dsb. Mereka meniru dan mengikuti apa yang sudah ada, apa yang sedang trend, apa yang sedang booming dan digandrungi dimasyarakat. Dan tidaklah heran jika akhirnya kita mendapat julukan bangsa yang tidak memiliki kepribadian sendiri. Semua yang serba baru dan masuk ke negri ini langsung diterima dan dikunyah begitu saja. Padahal terkadang belum tentu itu baik atau positif ataupun sesuai dengan kita. Mengapa kita tidak bangga dengan diri kita sendiri dan menyukai keorisinalitasan kita? Mengapa kita lebih suka "sama dengan yang lain?" Hanya karena melihat sesuatu itu banyak dipakai orang seperti dalam hal mode misalnya. Lihatlah dari yang muda hingga yang tua tanpa malu dan risih memakai pakaian ketat, mini dan minim karena banyak dipakai ditempat umum, dijalanan dsb. Sedang trendy.... Padahal terkadang dalam hati yang melihat risih dan bergumam..." gak pantas kok nekad makai juga ya dia...?" hehee.... kadang malah orang tersenyum geli melihatnya. Atau dalam hal berjualan makanan misalnya, melihat orang lain sukses berjualan makanan tertentu lalu ikutan pula tanpa dipelajari dulu bagaimana membuatnya yang benar dan enak. Asal laku saja tanpa peduli kualitasnya. Bahkan lihat saja banyak jajanan dan makanan yang dijual dengan harga murah tetapi dengan bahan baku yang tidak dapat dipertanggung jawabkan. Hanya untuk mensiasati harga sebuah makanan atau jajanan yang dipasaran mahal (karena kualitasnya memang bagus dan terjamin asli/original pula), mereka membuat yang lebih murah harganya hanya dengan pertimbangan supaya laku. Tanpa perduli bahan yang ia gunakan membahayakan konsumen. Mereka memburu konsumen yang daya belinya rendah, yang nota bene rakyat kita yang kurang peduli dengan kesehatan atau buta dengan kesehatan, dan hanya berfikir bisa beli dan bisa ikut menikmati makanan/ jajanan yang keren, yang lagi digandrungi. Meskipun sebenarnya rasa dan teksturnya jauh berbeda dengan yang benar-benar asli. Ooohhh.... menyedihkan. Belum lagi para pelaku dunia hiburan dinegeri ini yang meniru gaya dan penampilan artis dari luar habis-habisan. Mereka bangga dan senang melakukannya, karena bangsa ini sedang demam dengan yang dari sono. Apalagi laku. Lantas darimana kita bisa menghargai karya anak bangsa sendiri yang benar-benar hasil kreativitas dan ide murni bangsa ini ? Jika hasi-hasil karya asli negri ini dibajak, disabotase, dan diambil negara lain kita pada ribut tak karuan. Bangsa lain lebih menghargai karya bangsa negri ini dan ingin menjadikan miliknya tetapi sementara kita sibuk meniru dan bangga dengan yang serba dari luar....Ooohh Ironisnya.... sedihkah kita....??? Andai kita dapat mulai membiasakan diri masing-masing untuk bangga akan keorisinalitasan kita dan lebih menghargai ide asli masing-masing individu, tentu kita tak perlu latah dan meniru orang lain. Seandainya kesadaran untuk menghargai keaslian dan keorisinalitasan tiap individu itu mampu menumbuhkan keyakinan bahwa berbeda itu lebih berharga dan lebih spesifik daripada menjadi orang yang sama dan menjadi orang kebanyakan, tentu tidak harus ikut-ikutan dengan yang sedang trendy yang belum tentu itu sesuai dan cocok dengan kita. Sepertinya hal ini butuh usaha untuk menyadarkan bahwa walaupun sederhana, karya atau ide yang asli itu lebih berharga dari pada menjiplak, meniru, dan latah..... Mengapa kita takut berbeda ?? Jika perbedaan itu adalah murni dan asli kepribadian kita, seharusnya kita bangga. Karena tidak semua bisa dan mampu memiliki kekhususan dan ciri khas kita. Lihat saja dalam kehidupan ini, semua yang nampak biasa tidak lagi istimewa karena ada banyak yang sama dan dengan mudah didapatkan. Tetapi segala yang khusus dan asli tanpa dibuat-buat atau direkayasa akan selalu dicari dan menjadi mahal harganya karena sulit untuk mendapatkannya. Jadi.....mengapa kita tidak menjadi diri sendiri saja...? Menjadi diri sendiri dengan segala ciri khas kita dan bangga dengan jati diri kita sendiri. Karena kita adalah spesial. Jangan lebur dan hanyutkan kepribadian kita dengan menjadi orang lain meskipun nampaknya orang lain yang hendak engkau ikuti dan tiru itu kelihatan bersinar dan banyak disukai. Suatu saat jika semua orang mulai jenuh dengan yang nampak berkilau dan disukai, tetapi tidak lagi memiliki keaslian dan ciri khasnya.... mereka akan kembali mencari sesuatu yang bebeda dan langka. Saat itulah engkau akan menyadari bahwa betapa berharganya dirimu dan bersyukur karena engkau masih tetap menjadi dirimu sendiri dan tidak berubah. Seandainya engkau telah berubah menjadi sama tentu saat itu engkaupun tak akan lagi dicari dan diburu....karena engkau bukan lagi dirimu yang asli, dan karyamu yang meniru telah jadi usang. Tetapi jika karyamu asli dan berbeda suatu saat mereka akan menengokmu dan berbalik menghargaimu sebagai sesuatu yang langka dan sulit didapatkan, karena jika tidak datang kepadamu mereka takkan mendapatkannya. Maka Jadilah dirimu sendiri.... ^_^ www.kompasiana.com/GemuruhRasa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H