Ku mungkin bukan mutiara berharga seperti ungkapanmu
Karena terlalu berharga dan indah mutiara itu
Aku hanyalah kura-kura yang bersembunyi dalam tempurung
Lamban, penakut dan mungkin sedikit malas
Tempurungku melindungiku dari congkak dan pongahnya dunia
Menyembunyikanku dari duri-duri yang melukakan
Menutupi galau, resah dan airmataku dari tatapan nanar dunia
Aku nyaman bertahun dalam tempurung kuraku
Tetapi aku bukan kura-kura dalam perahu
Karena aku tak suka kepura-puraan palsu
Ketika ulur tanganmu terjulur
Mencoba menarikku keluar dari tempurungku
Mengajakku menatap dunia tanpa ragu
Aku merasa asing memandang keluar
Aku bimbang tak tahu harus berpijak dimana?
Aku bingung harus menempatkan diriku sebagai apa?
Sendiriku dalam tempurungku telah membuatku nyaman
Meski aku tak pernah berbaur dan menunjukkan jati diriku
Aku telah terbiasa tak peduli dan tidak dipedulikan
Basa basi hanyalah kepalsuan dan kepura-puraan belaka
Tegur sapa tanpa ketulusan aku tak suka
Tetapi jujur ku akui bahwa sapamu dan pedulimu memberiku kesejukan
Memberiku setetes air bagi dahagaku
Walau jarak terentang antara dirimu dan diriku
Sedang tabir membatasi sekat hati kita
Aku berterimakasih pada pedulimu akan daku
Namun entah apa terjadi setelah ini?
Setelah engkau melihatku sesaat keluar dari tempurungku
Hanya kuberharap kau mampu selami arti sahabat sejati
Yang tak pernah kecewa akan sgala kekurangan yang ada
Dan tak akan berpaling walau jarak terentang
Jua tak lemah meski sekat hati tak mungkin tersibak
Namun aku tetaplah kura-kura dalam tempurung yang lamban dan kerdil hati....
Senin, 11.07.2011, 07:00 am. By :Â Gemuruh Rasa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H