Mohon tunggu...
gemintang
gemintang Mohon Tunggu... Arsitek - beri aku kertas dan pena, kan kulukis wajah dan kuceritakan kisahnya

mulai saja, sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rumah Biru

21 Oktober 2020   22:11 Diperbarui: 21 Oktober 2020   22:26 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
danilovna.livejournal.com

Lampu malam di kaki gunung berpendar-pendar indah, jauh kulihat, jauh sekali, tak akan pernah lagi kutemukan dirimu yang berjalan pulang membelah malam. Karna esok, akupun tak akan kembali.

"Untukmu kekasih jiwa,

..Mungkin kau benar, semua yang ada di pulau ini telah menyita perhatianku dari apapun yang ada di luar sana. Dan lagi-lagi kau benar, aku terlalu menyanjungmu hingga tak memiliki keberanian melihat wajah itu jika kupulang untuk kemudian pergi. Yah, dan kau selalu benar tentangku, kau bahkan lebih memahami seluk beluk arah pikirku dari aku si pemiliknya sendiri. Sayang, maaf jika kali ini aku gagal untuk kembali. Maaf aku takkan pulang dan memelukmu lagi di rumah biru.." 

-Sumba 1999

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun