Mohon tunggu...
gemintang
gemintang Mohon Tunggu... Arsitek - beri aku kertas dan pena, kan kulukis wajah dan kuceritakan kisahnya

mulai saja, sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tanpa Batas Waktu

19 Oktober 2020   13:06 Diperbarui: 22 Oktober 2020   00:09 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

bolehkah aku mampir di hatimu?

inginku memilah apapun yang tercampur di dalamnya

sebab antara rasa dan logikamu telah tumpang dan tindih

agar kau tahu, mencintainya sedalam itu sungguh tak diterima akalku,

dan (semoga) jua akalmu

ijinkanlah aku menelusuri kusutnya batinmu

melihat dengan mata hatiku, kepada siapa detak jantungmu itu hidup

sebab sementara kau memelukku, aku masih dapat mendengar bibirmu menyebut namanya

kekasih, apa kau sudah gila? atau aku yang tak tau diri?

bisakah kau tanggalkan saja jubah tua itu?

jubah yang sumpah demi tuhan aku jijik melihatnya..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun