Pos 1 - Pos 2, sekitar 90 menit. Suasananya masih hutan tropis, medan mulai terjal. Tidak begitu menanjak, tapi mulai bertemu batu-batu besar yang kadang licin dan cukup menguras tenaga. Sempat istirahat beberapa lama untuk makan siang. Biasanya jalan sampai lupa makan, sekarang enak aja tinggal makan, semua sudah disiapkan.
Pos 2 - Pos 3, sekitar 90 menit juga. Kok cepat? Iyalah. Mereka jalan santai, Saya berlari. Menderita rasanya. Para bule berkaki panjang itu jalannya cepat sekali, pak porter apalagi. Meski sudah berusaha jalan cepat, Saya selalu ketinggalan dibelakang dan akhirnya tetap jalan sendirian. Medannya semakin terjal, berbatu, dan agak licin. Sempat hujan juga tapi tidak lama.
Pos 3 - Pos 4, sekitar 2 jam. Medan mulai berbeda, semakin menderita. Pohon rimbun sudah tidak lagi memayungi kepala dari matahari. Lebih banyak semak-semak tinggi. Cokelat warnanya, gersang karena musim kemarau. Sepanjang jalan ditutupi debu tanah. Jika ada orang jalan didepan kita, debunya terbang kemana-mana. It's hard. Celana, sepatu, bahkan rambut Saya yang hitam pun jadi abu-abu muda, debu menempel semua. Tapi penderitaan hari pertama akan berakhir saat kita sampai di Pos 4 "Plawangan Senaru". Disanalah tempat bermalam yang aman, biasanya pendaki berebut mendirikan tenda didekat Segara. Saya bersyukur hari itu terlewati begitu cepat. Meski perjalanan panjang, tapi itu menyenangkan. Malam itu Saya tidur pulas setelah puas melihat bintang dan bulan yang sangat terang.Â