Well, menurut review yang Saya baca, ada 3 jalur pendakian Rinjani yang familiar yaitu via Senaru, via Sembalun, dan via Torean. Pada umumnya, pendaki lebih sering naik lewat Sembalun lalu turun lewat Senaru. Sembalun relatif lebih landai dan bersahabat, tapi sangat terik karena jarang pohon. Sebaliknya, Senaru jalur yang lebih adem, meskipun penuh tanjakan dan lebih jauh.
Saya pilih lewat Senaru, karena nggak kuat mendaki dibawah terik matahari yang menyengat, berat. Sempat diremehkan orang-orang karena Senaru itu terkenal sebagai "jalur bule", nah Saya kan lokal, kakinya pendek, bantet, perempuan lagi. Ya gimana nggak diremehkan ..Â
Tips hemat untuk yang pergi sendirian : cari teman agar bisa share cost. Gimana caranya? Ngobrol. Mulai tanya nama, asal darimana, sama siapa, sampai..... mau nggak kita join? Biasanya (modus) itu berhasil, tapi tetap harus hati-hati ya.
Di Senaru, kebetulan pengunjungnya bule semua, deuuuh ... Beruntung sekali Saya bertemu dengan Nina Bosshard, bule super friendly dari Swiss yang juga solo traveller. Punya banyak kesamaan, kami jadi betah ngobrol cukup lama dan sepakat untuk mendaki bersama. Kebetulan sebelumnya Nina juga ngobrol dengan empat orang dari Jerman, mereka satu keluarga. Bisa ditebak, akhirnya bukan cuma Saya dan Nina saja yang bersama, keempat orang itu juga. Mereka adalah Hans, Marimar, Elisah, dan Lukas (bapak-ibu-dua-anak).
Oiya, kami ditemani porter (lupa namanya) dan guide super baik hati bernama Pak Subuh (highly recomended)
Gunung Rinjani, tertinggi kedua di Indonesia, 3.676 Mdpl. Orang bilang, itu tempat tinggal Dewi Anjani yang sangat cantik dan Saya percaya saat sudah melihatnya. Seringkali Saya berhenti jalan sebentar, berdiri diatas tanah Rinjani dengan menarik napas lebih dalam, hanya untuk mengaggumi betapa sempurnanya buatan Tuhan.
Tiga hari dua malam, satu gunung, durasi pendakian paling lama sejauh ini. Seru, banyak sekali pengalaman baru. Salah satunya ya karena hampir tidak menemukan teman sebangsa (selain porter) selama perjalanan. Super ndeso, baru sekali ini merasakan naik gunung ala bule yang penuh privilage, full stock makanan bergizi, tapi tetap hemat, yey!
Biar nggak terlalu panjang ceritanya, langsung Saya ringkas ya itinerary-nya :
DAY 1 : Desa - Plawangan Senaru
Desa Senaru - Pos 1, sekitar 45 menit. Menyelesaikan administrasi di loket, lalu melewati beberapa rumah penduduk. Setelah lewat gerbang selamat datang medannya mulai berubah jadi hutan. Suasananya sangat sejuk dan belum terlalu terjal.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!