Hi, again!
I'm back, setelah hibernasi dalam kemalasan sepanjang hampir satu tahun, yaampuuun! Berdasarkan kejadiannya, cerita ini mungkin basi. Payah sekali, ini sebenarnya adalah cerita perjalanan impian tapi kok ya baru ditulis setelah lewat berbulan-bulan. Maafkan ya ..
Memang iya, pergi ke Rinjani adalah mimpi sejak kurang lebih tiga tahun lalu. Waktu masih hidup di Malang, duit pas-pasan, butuh usaha sangat keras mengumpulkan rupiah kalau mau jalan-jalan. Nah, Saya pun merasa perlu menulis lagi agar traveller muda yang masih sekolah, masih kuliah, jangan putus asa, suatu saat (kalau sudah waktunya) pasti bisa kok. I have been there, done that!
Agustus 2016 kesempatan itu datang, meski perjalanan hampir Saya batalkan karena sepuluh hari sebelum berangkat Gunung Barujari (anak Gunung Rinjani) erupsi.
Pendakian sempat ditutup selama hampir satu minggu, padahal tiket pergi pulang sudah disaku. Dua hari sebelum berangkat barulah keluar release dari Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) mengabarkan aktivitas Gunung sudah normal dan aman untuk pendakian, doa yang terjawab!
Teman-teman harus sedikit bersabar membaca ya, karena Saya akan ceritakan dari saat persiapan mudah-mudahan ini helping untuk para backpacker atau yang pergi sendirian (just like me).Â
Things to prepare :
Fisik : Saya paham dan sadar banget kalau naik gunung manapun itu berat. Apalagi jalan kaki tiga hari di gunung tertinggi kedua se-Indonesia itu sejujurnya bukan hal yang mudah untuk Saya yang bantet ini. Maka hal utama yang Saya siapkan sejak jauh-jauh hari adalah fisik. Caranya? Lari, olahraga paling praktis (30-60 menit, 4-5 kali seminggu) Dengan olahraga, perjalanan akan tetap berat tapi badan bisa jadi lebih kuat. Trust me, it works!
Informasi : Untuk manusia pelupa dan random seperti Saya, I suggest you to buat catatan hal-hal penting atau minimal bikin oret-oretan jadwal agar nggak bingung mau kemana, naik apa (karena dijalan sinyal telepon tidak selalu bisa diandalkan).
Uang dan ID Card :Â Rinjani adalah gunung terindah yang memang harus dibayar lebih mahal dibanding gunung lainnya (bahkan untuk backpacker). Jadi, nabung yang rajin yah anak-anak muda Jangan lupa bawa KTP, selalu ada pemeriksaan diloket, dibandara, dikapal, dimanapun.
Perlengkapan pribadi : Jaket, kaos kaki, sleeping bag, bla bla bla. Kalau ingin lebih praktis, di Senaru dan Sembalun tersedia banyak rental alat pendakian. Saran Saya, bawa secukupnya saja, jangan satu lemari dimasukkan ke carrier semua (biar keren). Kasihan dengkulmu, nak.