Masih dalam suasana takjub. 30 detik yang sangat menyenangkan. We're just flying. Walaupun kaki sudah menginjak pasir tapi rasanya masih melayang, senang.Â
Hari itu adalah hari Jumat. Kakung dan sepupu Saya muslim. Mereka harus menjalankan ibadah shalat Jumat. Kami kembali ke Ngadirejan. Istirahat dan packing untuk berangkat ke rumah masa kecil Iyang.
******
Desa Sugih Waras, tanah kelahiran Iyang berada pada dataran yang lebih tinggi. Akes menuju ke desa tersebut juga tidak sebaik jalan-jalan yang kami lewati sebelumnya. Jalan relatif lebih kecil, kadang berbatu tanpa aspal. Waktu tempuhnya tak kurang dari satu jam. Tapi jangan salah, makin jauh dari kota, tenang makin terasa. Paru-paru semakin lega karena udara bersih dimana-mana.
Saya suka desa. Saya pikir, desa adalah tempat yang tepat untuk beristirahat. Sementara atau selamanya. Kehidupan di desa begitu sederhana dan sederhana itu membuat kita mudah bahagia.
Desa begitu jujur dan tulus. Maaf kalau Saya berlebihan. Setidaknya itu yang Kami rasakan saat tiba di rumah tempat Iyang menghabiskan masa kecilnya. Sambut hangat. Emosional dan sedikit haru karena lama tidak bertemu. Sukacita yang bukan pura-pura.