Mohon tunggu...
Gemilang Roberto
Gemilang Roberto Mohon Tunggu... Desainer - www.solotrip.id

Random. Kadang naik gunung, kadang diving. Kadang jalan kaki keliling kota, Kadang dikamar aja baca buku sambil main ukulele.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Dear Mahameru, I'll Never Give Up On You

23 Agustus 2016   17:12 Diperbarui: 23 Agustus 2016   21:51 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat mulai menemukan pohon-pohon cemara, saat itulah saya mulai masuk di Cemoro Kandang. Kurang lebih sekitar 5 km lagi untuk sampai di pos Kalimati. Jalannya menanjak dan berdebu, untungnya hari sudah menjelang sore saat itu. Diantara Cemoro Kandang dan Kalimati, ada pos Jambangan. Saat sudah memasuki Jambangan, kita sudah bisa melihat gunung Semeru.

Saya sampai di Kalimati saat hari sudah gelap, sekitar jam 17.30 WIB. Tidak banyak aktifitas yang saya kerjakan, hanya makan lalu persiapan istirahat ditenda. Suhu saat itu tidak terlalu dingin, kira-kira 7°C (tetap berhasil membuat saya kedinginan sih). Lelah sekali hingga setelah makan malam saya langsung tidur.

Kebanyakan pengunjung akan mulai mendaki ke puncak pada jam 24.00 WIB. Jika diukur dari jarak, hanya tinggal 3,7 km lagi. Tapi inilah Semeru yang sebenarnya, jarak yang hanya bisa diukur dari seberapa mampu kita berjalan.

Daaaan .. perjuangan sebenarnya dimulai saat saya bangun dini hari, sekitar pukul 01.30 WIB (agak kesiangan sih sebenarnya). 20 menit untuk bersiap-siap dan saya akhirnya berangkat jam 01.50 bersama dengan Kristian, Sondra, Rohfl, dan guide kami. Teman saya yang satu lagi terpaksa harus tinggal di camp karena hypotermia.

Lagi-lagi guide dan beberapa orang mengingatkan saya untuk stay saja karena medannya berat. Tapi saya bilang, saya akan jalan pelan-pelan, saya masih punya semangat. Agak sedih juga, tapi itu justru jadi motivasi buat saya.

Ternyata memang medan terakhir ini jauh lebih berat dibandingkan sebelumnya. Tanjakan yang cukup tajam dengan debu yang luar biasa akan sangat melelahkan untuk dilewati. Saya sampai di Arcopodo sekitar 30 menit setelah berangkat. Saya pikir, saya akan segera menemukan jalan datar atau turunan beberapa menit kedepan. Berita buruknya, jalan akan terus menanjak dan semakin sulit hingga ke puncak. Teman-teman terlalu cepat dan saya tertinggal dibelakang sendirian. Memang lebih baik bertemu di puncak daripada mereka harus mengikuti ritme saya yang lambat atau saya yang mengikuti ritme mereka yang cepat. Sebaiknya tinggalkan semua barang yang tidak perlu dibawa di tenda, bawalah air secukupnya dan mungkin kamera atau barang yang diperlukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun