Mohon tunggu...
Gemi Pujiati
Gemi Pujiati Mohon Tunggu... Guru - Guru

saya seorang guru di SMPN 1 Bangsal Kbupaten Mojokerto Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembuatan Eco Enzyme, inovasi Ramah Lingkungan dan Penerapannya dalam Materi Perbandingan kelas VII SMPN 1 Bangsal, Mojokerto

16 Desember 2024   09:28 Diperbarui: 16 Desember 2024   09:28 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar dokumen pribadi

Eco-enzyme adalah larutan multifungsi yang dihasilkan dari fermentasi limbah organik, seperti kulit buah dan sayuran, dengan gula dan air. Selain bermanfaat untuk pupuk organik, cairan pembersih, hingga penghilang bau, eco-enzyme juga mendukung program ramah lingkungan dengan mengurangi limbah rumah tangga.
Di SMPN 1 Bangsal, Kabupaten Mojokerto, inovasi pembuatan eco-enzyme tidak hanya digunakan sebagai proyek lingkungan, tetapi juga sebagai media pembelajaran matematika, khususnya pada materi perbandingan di kelas VII. Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya belajar konsep matematika, tetapi juga memperoleh kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan.

Sumber gambar dokemen pribadi
Sumber gambar dokemen pribadi

Eco-enzyme adalah larutan multifungsi yang dihasilkan dari fermentasi limbah organik, seperti kulit buah dan sayuran, dengan gula dan air. Selain bermanfaat untuk pupuk organik, cairan pembersih, hingga penghilang bau, eco-enzyme juga mendukung program ramah lingkungan dengan mengurangi limbah rumah tangga.
Di SMPN 1 Bangsal, Kabupaten Mojokerto, inovasi pembuatan eco-enzyme tidak hanya digunakan sebagai proyek lingkungan, tetapi juga sebagai media pembelajaran matematika, khususnya pada materi perbandingan di kelas VII. Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya belajar konsep matematika, tetapi juga memperoleh kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan.

Langkah Pembuatan Eco-Enzyme Pembuatan eco-enzyme melibatkan perhitungan rasio bahan. Siswa diarahkan untuk memahami konsep perbandingan melalui praktik langsung, dengan langkah-langkah berikut:
Bahan yang Diperlukan:
                Limbah organik (kulit buah atau sayur) sebanyak 3 bagian.
                Gula (gula merah atau gula pasir) sebanyak 1 bagian.
               Air sebanyak 10 bagian.


Alat yang Dibutuhkan:
               Botol plastik atau wadah kedap udara.
               Timbangan digital atau gelas ukur.


Proses Pembuatan: 

a. Timbang bahan-bahan sesuai perbandingan 1:3:10 (gula:limbah organik:air).

b. Masukkan gula ke dalam botol, tambahkan limbah organik, lalu tuangkan air. 

c. Tutup rapat botol, tetapi buka tutupnya setiap hari selama 1-2 minggu pertama untuk mengeluarkan gas hasil fermentasi. 

d. Biarkan selama 3 bulan di tempat teduh hingga larutan berubah warna menjadi cokelat dan aroma fermentasi tercium.

Penerapan Materi Perbandingan dalam Pembuatan Eco-Enzyme Pada materi perbandingan, siswa diajak untuk mempraktikkan rasio bahan. Berikut beberapa contoh soal yang diterapkan:
1. Jika siswa memiliki 300 gram limbah organik, berapa gram gula dan air yang dibutuhkan?
    Perbandingan: gula:limbah organik:air = 1:3:10.
    Jumlah gula = 1/3 x 300 = 100 gram.
    Jumlah air = 10/3 x 300 = 1000 gram (1 liter).

2. Jika tersedia 1,5 liter air, berapa jumlah limbah organik dan gula yang diperlukan?
    Perbandingan air:limbah organik:gula = 10:3:1.
    Jumlah limbah organik = 3/10 x  1500 = 450 gram.
    Jumlah gula = 1/10 x 1500 = 150 gram.
Melalui perhitungan ini, siswa tidak hanya memahami konsep matematika, tetapi juga melatih ketelitian dan kerja sama tim.

Manfaat Pembelajaran Berbasis Proyek Eco-Enzyme Pendekatan ini memberikan berbagai manfaat, baik untuk siswa maupun lingkungan:
Pembelajaran Kontekstual: Materi matematika menjadi lebih mudah dipahami karena langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kepedulian Lingkungan: Siswa diajarkan cara sederhana mengelola limbah organik.
Kreativitas dan Kemandirian: Siswa dilatih untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah secara mandiri.
Kolaborasi Antar Disiplin Ilmu: Selain matematika, proyek ini juga melibatkan aspek sains dan pendidikan karakter.

Integrasi pembuatan eco-enzyme dalam pembelajaran matematika materi perbandingan di SMPN 1 Bangsal, Mojokerto, merupakan inovasi yang patut diapresiasi. Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya memahami konsep perbandingan, tetapi juga mengembangkan kepedulian terhadap lingkungan.
Semoga praktik ini dapat menjadi inspirasi bagi sekolah lain untuk mengadopsi pembelajaran berbasis proyek yang mendidik sekaligus menyelamatkan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun