Mohon tunggu...
Alda Gemellia Munawwaroh
Alda Gemellia Munawwaroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - member of Islamic Association of University Students

Math Education 2018

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ternyata Aku Salah

5 Februari 2023   06:00 Diperbarui: 5 Februari 2023   06:20 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

lima tahun dalam suatu hubungan bukanlah waktu yang singkat.
kita sudah saling mengenal cukup lama.
aku mengenalmu cukup baik, dan kau pun demikian.
tapi perjalanan kita nyatanya menjumpai titik yang sulit tuk dijelaskan.
setelah bertahun aku sangat mencintaimu
hingga pada suatu waktu,
dengan segala kecewa dan sakit yang kurasa,
aku memilih tetap bersamamu hingga kini
walau tanpa cinta.
iya, itu yang kurasa.
berpura-pura mencintaimu,
berpura-pura seakan akan sangat menyayangimu.

maaf atas kecewaku saat menyadari tak ada sesuatu yang sempurna, pun pada dirimu
namun aku salah mengira
begitu sulit bagiku untuk bisa menganggap semua baik-baik saja.
bukan sebab tak ada lagi rasa
melainkan rasa yang terlalu dalam tertanam,
terlalu kuat mengikat, hingga
tak mampu kubiarkan ia yang tak sungguh
lantas singgah dan menyanggah.
di matanya, kau hanyalah alat tuk berdamai dengan kuasa.

Terima kasih sudah mengajarkanku segala yang bisa kau ajarkan dengan pantas
terima kasih sudah mendidikku segala sesuatu yang dapat kau didik dengan keras
terima kasih sudah menunjukkanku arah yang tak pernah biasa
terima kasih sudah mengantarkanku melalui jalanan curam, terjal, nan berkelok
terima kasih sudah membiarkanku menemukan apa yang aku cari dengan tangan kosongku sendiri
terima kasih, karena dengan itu semua aku bisa mengenal diriku lebih jauh

bahwa aku bukanlah siapa-siapa,
aku bukanlah apa-apa,
aku bukan seorang istimewa yang pantas dielukan
aku bukan seorang bangsawan yang pantas dihormati
aku bukan seorang cendekiawan yang wajar tuk dikenang
bagitulah nyatanya
semakin aku ingin mengenal, semakin tak kutemukan apa-apa dalam diriku
hanyalah manusia dengan keinginan dan harapan yang kuat, meski tanpa perlu ditahu untuk semua

selamat bertambah usia, Himpunanku.
meski tak lagi belia,
tetaplah menjadi rumah ternyaman,
tetaplah menjadi keluarga terhangat,
tetaplah menjadi sumber kehidupan.
untukku, untuk mereka, kini dan nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun