Muncul beberapa pertanyaan menilik kalimat pada judul tersebut. Apa saja yang perlu diperhatikan saat menjadi pemimpin? Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan seorang pemimpin? dan lain sebagainya.
Menjadi pemimpin atau yang sering disebut sebagai ketua, adalah hal yang tidak mudah. Tidak semua orang mampu menjadi seorang pemimpin "yang baik". Meskipun demikian, semua orang dapat menjadi pemimpin. Baik untuk dirinya sendiri ataupun bagi orang lain. Karena pada dasarnya (QS. Al-Baqarah: 30), manusia diciptakan oleh Allah swt tidak lain adalah untuk menjadi khalifah fil ardh (pemimpin di muka bumi).
Mengapa demikian? Karena manusia diciptakan memiliki hati, akal, dan nafsu. Manusia merupakan makhluk yang dapat menggunakan hati (merasa) dan (berfikir) secara bersamaan. Keistimewaan ini lah yang turut mendasari dipilihnya manusia sebagai khalifah "pengganti" di bumi.
Jika seseorang telah mengikhlaskan diri untuk menjadi pemimpin, maka sudah seharusnya ia dapat menerima konsekuensi seberat apapun yang akan menghampiri. Karena memilih menjadi pemimpin, berarti juga memilih untuk memikul tanggungjawab beserta konsekuensi yang besar. Hal-hal sederhana terkait psikologi diri yang perlu dipersiapkan untuk menjadi pemimpin yang baik diantaranya yaitu:
1. Kenali kemampuan/ kecakapan diri sendiri, apakah cenderung menguasai bidang eksternal, atau internal.
Eksternal adalah segala sesuatu yang kaitannya dengan lingkungan sekitar (termasuk orang lain). Sedangkan internal adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan diri.Â
Mengapa hal ini penting? Karena tidak ada seorangpun dalam ilmu psikologi yang dapat menguasai dua bidang sekaligus secara bersamaan serta dengan hasil yang maksimal pada keduanya. Yang ada hanyalah sebuah kecenderungan.Â
Adanya kecenderungan membuat seseorang dapat fokus mengasah dan menggali potensi pada ranah tertentu, tanpa mengesampingkan yang lainnya. Sehingga hasil yang tampak akan menunjukkan hasil maksimal pada ranah yang dikuasai, dengan tetap memberikan hasil yang cukup pada hal-hal yang tidak dikuasai.
2. Selalu berikan suntikan energi positif.
Jika sudah mengenali kemampuan diri, maka yang perlu diperhatikan adalah, seorang pemimpin sebaiknya tidak menampilkan/ menunjukkan citra negatif bagi yang dipimpinnya.Â
Seberat apapun beban yang ditanggung, se kesal apapun perasaan yang dirasa, se letih apapun kondisi diri, simpanlah saja hal itu pada diri sendiri. Jika memang perlu untuk berbagi, bagilah dengan orang-orang yang dipercaya saja dan di luar lingkungan kepemimpinan. Karena kepemimpinan merupakan sebuah seni mempengaruhi, maka hal-hal sekecil apapun yang terpancar dari diri seorang pemimpin, akan dapat mempengaruhi yang dipimpinnya.