[caption caption="Abrasi Air Laut (sumber : subicbayliving.com)"][/caption]
Penggerusan tanah akibat air laut adalah masalah yang serius bagi masyarakat pesisir pantai. Penggerusan yang disebut erosi ini tentu saja mengganggu segala kegiatan masyarakat termasuk kegiatan ekonomi. Erosi yang disebabkan air laut (abrasi) ini sangat merugikan, dapat mengurangi garis pantai. Untuk itu diperlukan pembatas yang kuat untuk mengurangi dampak erosi ini. Dalam hal ini Balitang PUPR turut andil dan sudah menghasilkan 6 karya pembatas air.
1. Pengaman Pantai Bambu
[caption caption="Pengaman Pantai Bambu"]
Setiap inovasi yang diciptakan Balitbang PUPR ini tentu harus meninjau aspek sosial maupun ekonomi dengan skala prioritas. Usaha pengamanan pantai oleh penduduk pedesaan dilakukan dengan teknologi pedesaan yang menggunakan bahan lokal yang ada dan relatif murah sesuai dengan kemampuannya.
Teknologi pedesaan ini menggunakan karung-karung plastik diisi pasir tanpa cerucuk dan cerucuk-cerucuk bambu yang dikombinasi dengan karung-karung plastik di belakangnya. Karung-karung pasir umumnya tidak berumur panjang akibat tidak tahan terhadap sinar matahari, sementara cerucuk bambu juga tidak berumur panjang bakibat proses pelapukan.
Untuk menyiasatinya, dibuatlah susunan dengan karung-karung pasir ditutupi batu-batu, lalu kemudian yang bersentuhan langsung dengan air adalah bambu yang dipasang miring. Hal ini ternyata berhasil menghalangi deburan air laut dang mengurangi erosi.
[caption caption="Manfaat Revetment dari cerucuk bambu"]
2. Sangkar Beton, Blok Beton Bergigi
Revetment dibangun sebagai bangunan pantai yang dibuat untuk mencegah longsor serta melindungi pergeseran garis pantai karena erosi akibat arus dan gelombang air laut maupun akibat beban bangunan yang berada di garis pantai. Revetment umumnya lebih ringan dibanding bangunan pantai yang lain. Dipergunakan untuk kondisi gelombang moderat (tinggi maks 1.5 m)