Sementara pada blue bird, pengemudi taksi tidak memiliki aplikasi mobile untuk pengemudi. Mereka akan langsung dikontak oleh pusat untuk mengambil penumpang. Penyampaiannya pun melalui radio atau melalui running text yang ada pada dashboard taksi. Karena komunikasi satu arah ini, kecil kemungkinannya sang supir tidak jadi (batal) mengambil penumpang.
Ketiga perbedaan di atas memang tidak pasti akan membentuk pembaca untuk lebih memilih salah satunya. Hanya saja dari tiga perbedaan di atas, kita dapat dengan mudah mengetahui mana yang bisnis transportasi dan mana yang bisnis aplikasi. Dengan canggihnya teknologi, 2 hal ini sering bias.
Yang patut diacungi jempol justru untuk Blue bird yang notabene memiliki ranah bisnis transportasi. Yang bersangkutan juga tidak mau kalah tertinggal dalam memuaskan penggunanya. Selalu berinovasi dengan teknologi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H