Aku mungkin bodoh, tak pernah peka dan terlalu acuh, seringkali tidak peduli akan hal-hal yang besar, seringkali terpesona untuk hal-hal yang tidak penting.
Jenaka, mungkin itu yang kamu kenal tentangku, sebenarnya aku hanya berusaha saja, menciptakan diriku yang lain di hadapanmu.
Enggan sebenarnya aku memperlihatkan diriku yang sesungguhnya, biarlah kamu yang menilai saja, menilai seperti apa aku sebenarnya.
Namun jauh di dasar hatiku, jauh di dasar otakku, aku ingin bertutur yang sesungguhnya.
Gila, amburadul dan berantakan semuanya hanya tameng agar kamu terkecoh.
* * *
Lantas aku berharap agar kamu bisa dengan mudah mengetahui yang sesungguhnya.
Entah kapan waktunya, aku pun tak tahu. Tapi aku yakin masa itu akan datang menyapa.
Orang lain mungkin tahu, mungkin juga tak akan pernah tahu.
Dalamnya hati tak pernah bisa diukur.
Isinya tak pernah bisa diduga.
Tak juga olehmu, tak juga oleh orang lain, hanya aku dan tuhan yang tahu.
Atas apa yang terjadi antara kita, yang sudah kita lalui, yang bersemayam diantara hatimu hatiku.
* * *
Caramu bertutur sungguh tak membosankan, aku suka.
Indah wajahmu makin menawan dengan hiasan hijab yang rupawan.
Narsis ini sering kutonjolkan, hanya agar rupa cantikmu menoleh padaku.
Tak akan lelah aku mencari perhatianmu.
Agar kamu menoleh, syukur-syukur kalau kamu mau duduk di sampingku
Kursi panjang menjadi saksi, dengan kedua pantat kita di atasnya, duduk berdampingan.
Untuk menatap masa depan, merangkai kembali cerita kita, menjadi indah.
No 2. Ghumi
NB : Untuk melihat hasil karya Gombalsianival yang lain silahkan lihat pada postingan Inilah Perhelatan & Hasil Karya Peserta Event Gombalsianival. Bergabung bersama di Fiksiana Community.
