Mohon tunggu...
gemogibran
gemogibran Mohon Tunggu... Penulis - Pendengar dan Penanya

Pecinta musik. Mencintai tulis-menulis. Mari bermain dengan imajinasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menyeduh Kesedihan

30 Januari 2024   14:12 Diperbarui: 30 Januari 2024   16:18 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menyeduh kesedihan di cangkir hati.

Air mata sebagai sendoknya.

Menghirup uapnya yang tercium pahit.

Tunggu sebentar sebelum dinikmati.

Sabar sejenak agar merata.

Diseruput, kian terasa semakin pahit.

.

Setiap orang perlu menyeduh pahitnya kesedihan

untuk mengerti manisnya kebahagiaan.

Selalu manis tidaklah baik.

Perlu diseimbangkan pedih agar hidup semakin cantik.

.

Air mata berteman mesra dengan tawa.

Kadang bergerak masing-masing,

kadang bergerak beriring.

Nikmati saja keduanya.

***
Gemo Gibran

(Yogyakarta, 27 Januari 2024)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun