Mohon tunggu...
gemogibran
gemogibran Mohon Tunggu... Penulis - Pendengar dan Penanya

Pecinta musik. Mencintai tulis-menulis. Mari bermain dengan imajinasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Maghrib

17 Juni 2023   18:32 Diperbarui: 17 Juni 2023   18:58 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bersaut-sautan.

Silih berganti tiada pernah berhenti.

Bila tak kudengar, mungkin dibelahan dunia lain sedang berkumandang.

.

Kaki malam mulai nampak.

Maghrib menjadi saksi.

Ketika kita ditakdirkan bertemu hanya untuk kembali saling merindu.

Maghrib adalah pertanda pertemuan harus berakhir.

Sekali atau dua kali, kita sempatkan melewati kumandang adzan bersama.

Selebihnya adalah melepas peluk dan bertukar kecup di pipi.

.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun